Geografi/totok endrawan
A
P E T A.
A. Pengertian Peta :
Peta adalah suatu gambaran atau representasi
unsur-unsur kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi atau benda
angkasa digambar pada bidang datar.
Gambar 1.1 : Peta Indonesia (buatan siswa kls XII.IS.2 SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan, Jepara)
B. Macam-macam Peta
Macam-macam peta dapat ditinjau dari jenis, skala,
isi, tujuannya.
1.
Ditinjau dari jenisnya
Ditinjau dari jenisnya, peta dibedakan menjadi
dua, yaitu peta foto dan peta garis/grafis. Peta foto ialah peta yang
dihasilkan dari mozak foto udara atau ortofoto yang dilengkapi garis kontur,
nama, dan legenda. Peta garis ialah peta yang menyajikan detail alam dan buatan
manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan.
2.
Ditinjau dari skalanya
Berdasarkan skalanya, peta dapat
diklasifikaskan menjadi lima, yaitu :
a.
Peta kadaster, berskala 1:100 s/d 1:5.000. peta-peta
tanah dan peta dalam sertifikat tanah.
b.
Peta skala besar, berskala 1:5.000. s/d 1: 250.000.
c.
Peta skala sedang, 1: 250.000 s/d 1:500.000. .
d.
Peta skala kecil, berskala 1: 500.000 s/d 1 : 1.000.000.
e.
Peta skala geografis/ kecil dari 1: 1.000.000, benua,
atau dunia.
3. Ditinjau dari informasinya
a. Peta Umum/Peta Ikhtisar.
= Peta umum adalah peta yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam suatu
daerah.
b. Peta Khusus/ Peta Tematik
=. menggambarkan penampakan-penampakan tertentu dipermukaan bumi saja.
C. Unsur-unsur / komponen Kelengkapan Peta
Bagian-bagian pokok peta antara lain sebagai
berikut.
1. Judul Peta.
2. Garis Astronomis.
3. Inset.
4. Garis Tepi Peta.
5. Skala Peta
6. Sumber Peta
7. Tahun Pembuatan.
8. Mata Angin.
9. Simbol Peta :
a. Simbol
Titik
Terdiri atas simbol geometrik, simbol piktorial, dan simbol huruf/angka.
1) simbol
geometrik adalah simbol yang menggunakan gambar – gambar geometrik (segitiga,
lingkaran, persegi) simbol ini kurang ada kemiripan dengan obyek di lapangan.
2) Simbol
piktorial / gambar adalah simbol yang menggunakan gambar sesuai dengan keadaan
sebenarnya di lapangan (Kapal terbang = bandara, jangkar = pelabuhan laut).
3) Simbol huruf
/ angka adalah simbol yang menggunakan huruf atau angka.
b. Simbol
garis.
Simbol ini terutama digunakan untuk
mewakili obyek yang memanjang (rel kereta api, garis kontur, batas
administrasi).
c. Simbol
wilayah / luasan
Digunakan
untuk menunjukkan luas (panjang / lebar). (persawahan)
d. Simbol
warna.
Digunakan
untuk menunjukkan wilayah tetapi berupa warna-warna tertentu.
10. Warna Peta
Warna dalam peta mencirikan
keadaan objek tertentu, misalnya : warna biru untuk lautan/perairan, hijau untuk
dataran rendah, kuning untuk dataran tinggi, coklat untuk pegunugan/gunung yang
tinggi, merah untuk bentang hasil budi daya manusia, dan putih untuk puncak
pengunungan salju. Dalam penggunaan warna ada kalanya menggunakan warna
gradual, artinya warnanya sama tetapi tua mudanya berbeda. Contoh : laut
memakai warna biru. Semakin dalam lautnya maka warnanya semakin tua.
11. Legenda
Legenda adalah keterangan dari
symbol-simbol peta yang digunakan agar lebih mudah dipahami pembaca. Pada
umumnya, legenda terletak di sisi kiri atau kanan bagian bawah suatu peta dan
sebaiknya didalam garis tepi peta. Penempatan legenda ini murni didasarkan pada
pendekatan kreativitas dan nilai keindahan seni kartografinya.
12. Lettering
Lettering adalah semua tulisan
dan angka-angka yang tertera dalam suatu peta. Lettering juga berfungsi untuk
mempertegas arti dar symbol-simbol yang ada. Lettering ini jangan terlalu
banyak dan biasanya ditulis dengan huruf cetak kecil yang representative
terhadap besarnya peta.
13. Jenis huruf Lettering
Pada dasarnya, setiap penamaan
symbol atau kenampakan alam selalu digunakan huruf-huruf standar.
- Judul peta ditulis dengan huruf cetak besar yang tegak. Tinggi huruf disesuaikan dengan besar peta.
- Kenampakan di air misalnya sungai, laut, danau, rawa menggunakan huruf bersirip dan miring, besar kecilnya berdasarkan strategisnya.
- Tulisan sungai ditulis memanjang sesuai dengan arah sungai. Untuk penulisan dapat diletakkan di bagian atas atau bawah sungai dengan jenis miring/italic.
- Legenda ditulis dengan huruf cetak kecil dan diatur supaya baik untuk dilihat.
- Kota-kota besar ditulis dengan huruf tegak dan cetak, lebih kecil dari judul peta. Untuk kota-kota kecil hurufnya juga harus lebih kecil lagi.
D. Skala Peta
Skala
peta adalah angka yang menunjukan perbandingan jarak di peta (gambar) dengan
jarak yang sebenarnya di permukaan bumi. Misalnya, dalam peta tercantum skala
1:7.000.000 berarti tiap-tiap jarak 1 cm di peta, sama dengan jarak 7.000.000
cm di lapangan. Pada setiap peta harus dicantumkan skalanya agar setiap orang
dapat mengetahui pengecilannya sampai berapa kali.
1. Dalam
kartografi (ilmu yang mempelajari tentang perpetaan) skala dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu sebagai berkut :
a. Skala
pecahan (numeric scale), yaitu skala yang menunjukkan perbandingan antara jarak
di peta dan jarak yang sebenarnya di lapangan, yang dinyatakan dengan angka
pecahan.
Contoh :
Penulisan 1:100.000 untuk perbandingan 1 satuan di peta mewakili 100.000 satuan
pada keadaan sebenarnya. Contoh Negara yang menggunakan system ini adalah
Indonesia.
b. Skala
Inci (verbal scale), yaitu skala yang menunjukkan jarak inci di peta sesuai
dengan sejumlah mil di lapangan.
Contoh : 1
inci = 4 mil. Artinya 1 inci dalam peta = 4 mil dilapangan. Contoh Negara yang
menggunakan system ini adalah Amerika.
c. Skala
grafik (graphic scale), yaitu skala yang ditunjukan dengan garis lurus, yang
dibagi-bagi dalam bagian yang sama. Setiap bagian menunjukkan acuan
panjang yang sama pula.
Contoh : 

1
cm = 1,8 km
5
cm = 9 km
2. Cara
menentukan skala
Bagamana kalau dalam sebuah peta
tidak ada skalanya? Peta tersebut dapat ditentukan dengan berbagai cara,
misalnya sebagi berikut.
a. Membandingkannya titik-titik di peta dengan
titik-titik di lapangan.
Contoh : jarak A-B di peta = 10
cm, lalu jarak A-B di lapangan diukur, ternyata jaraknya 10 kilometer. Jadi,
skala10 cm : 1.000.000 cm atau 1 :
100.000
b.
Membandingkannya dengan peta lain atau potret udara yang sudah ada skalanya
untuk kenampakan yang sama.
Misalnya : jarak A-B = 10 cm,
tetapi skalanya tidak ada. Lalu, kita bandingkan dengan jarak A-B pada peta
lain berskala 1: 50.000. ternyata jarak A-B = 20 cm.
10
x X = 20 x 50.000
10
x X = 1.000.000
X = 

Jadi, skala peta adalah 1 :
100.000
c. Memperhitungkan selisih derajat lintang atau
bujur.
Kita telah mengetahui bahwa 10
= 111 km
Hal ini berarti 600 =
111 km


B 

Misalkan jarak A-B pada peta = 10 cm, maka jarak
sebenarnya adalah 400 22’ - 400 20’. Padahal 10 =
60’ = 111 km2’ = 2/60 x 111 km = 3,7 km, berarti 10 cm di peta sama dengan
370.000 cm di lapangan sehingga skalanya 1 : 370.000/10 = 1 : 37.000.
E. Proyeksi Peta
Bentuk permukaan bumi
yang seperti permukaan bola jika digambarkan pada kertas/ bidang datar pasti
akan mengalami kesalahan-kesalahan. Untuk menghindari atau memperkecil
kesalahan, maka dipilihlah cara penggambaran dengan proyeksi. Yang disebut
proyeksi peta adalah cara pemindahan lintang/bujur pada lengkungan permukaan
bumi ke bidang datar. Agar peta dapat
berfungsi dengan baik, tiga persyaratan pokok berikut harus dipenuhi dalam
memilih jenis proyeksi :
a.
Conform :
berarti berbentuk bidang daerah, pulau, benua yang digambar
pada peta harus
sesuai dengan bentuk aslinya di alam.
b.
Equivalent :
Berarti daerah-daerah atau bidang-bidang yang digambarkan
harus sama luas
dengan apa yang terdapat di lapangan.
c.
Ekuidistant :
berarti jarak-jarak yang digambarkan peta tepat perbandingannya
dengan keadaan
jarak-jarak sesungguhnya.
Berdasarkan
proyeksinya, peta digolongkan atas 4 golongan, yaitu proyeksi zenithal
(azimuthal), proyeksi silinder (cylindris), proyeksi kerucut (conic), dan
proyeksi unik (unique).
a.
Proyeksi zenithal adalah bidang proyeksi
berupa bidang datar yang menyingung bola pada kutub, ekuator atau di sembarang
tempat yang terletak antara ekuator dan kutub. Proyeksi ini paling baik untuk
menggambarkan daerah disekitar ekuator.
b.
Proyeksi silinder adalah semua pararel
merupakan garis horizontal dan semua meridian berupa garis lurus vertical.
Proyeksi ini paling tepat menggambarkan daerah ekuator sebab kearah kutub
terjadi pemanjangan garis (pemekaran)
Keuntungan proyeksi silinder : yaitu tempat-tempat yang pararelnya sama
terletak pada satu garis lurus.
Pararel dan meridian sering dapat di hapuskan dan hanya diberi angka pada
bagian tepi bingkai gambar hasil proyeksi.
c.
Proyeksi kerucut diperoleh dengan
memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung atau memotong globe kemudian
dibuka, sehingga bentangannya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini
paling tepat untuk menggambarkan daerah-daerah di lintang 450.
d.
Proyeksi unik adalah suatu cara
memproyeksikan bumi yang lengkung menuju bidang datar dari hasil pengembangan
para ahli.
Beberapa contoh
proyeksi Unik adalah
a.
Proyeksi homolografik Mollweide. Dikembangkan
oleh Karl.B. Mollweide pada tahun 1805.
b.
Proyeksi Homolosin Goode.
Dikembangkan oleh Dr.
Paul Goode pada tahun 1923.
c.
Proyeksi Eckart IV.
Dikembangkan oleh
Prof. Max Eckart.
proyeksi
PERINDUSTRIAN
A. Penggolongan industri
1. menurut bahan bakunya
a. ekstraktif :
bahan baku diambil langsung dari alam
b. non ekstraktif :
bahan baku diambil dari industri lain
c. fasilitatif :
bergerak di bidang jasa.
2. menurut jumlah tenaga kerja
a. Rumah tangga :
1-4 orang
b. kecil :
5-19 orang
c. menengah :
20-99 orang
d. besar :
> 100 orang
3. menurut produksi yang dihasilkan
a. indutri primer : Bahan baku tanpa
pengolahanlebih lanjut / rumit (anyaman bambu)
b. indutri sekunder : bahan baku mengalami
pengolahan lebih lanju / rumit.
c. industri tersier : bergerak di bidang jasa
4. menurut bahan mentah ;
a. indutri pertanian
b. industri non pertanian
5. menurut lokasi usahanya, berorientasi pada :
a. pasar
b. tenaga kerja
c. bahan baku
d. energi
e. transportasi
6. menurut
tahapan proses produksinya :
a. industri hulu : mengolah bahan
mentah menjadi setengah jadi.
b. industri hilir : mengolah
bahan setengah jadi menjadi barang jadi
7. menurut
produksi yang dihasilkan :
a. industri berat : industri yang
mnengahsilkan alat / mesin produksi bagi industri lain.
b. industri ringan : industri
yang menghasilkan barang konsumsi.
8. menurut sumber modal ;
a. penanaman modal dalam negeri (PMDN)
b. penanaman modal asing (PMA)
c. patungan (joint venture)
9. menurut yang mengusahakan (subyek pengelola):
a. industri rakyat
b. industri negara (BUMN)
10. menurut bahan dasar industri
a. industri campuran : bahan dasar lebih dari satu
jenis.
b. industri trafic : bahan mentah impor.
c. industri konveksi : pakaian jadi.
d. industri perakitan.
11. Industri menurut Deperindag
a. kimia dasar :
kertas, pupuk, semen, ban
b. mesin dan logam dasar : besi baja, alat kominikasi, mesin tekstil
c. aneka industri :
makanan minuman, pakaian jadi
d. kecil :
minyak goreng, roti, pengawetan daging
B. Lokasi industri
Ada dua faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi
industri :
1. faktor pokok : bahan mentah / baku, modal,
transportasi, tenaga kerja, sumber energi, pemasaran
2. faktor tambahan : uu, iklim, pajak, persediuaan
air
C. Teori lokasi industri
1. teori tempat yang sentral (central place
theory) oleh WALTER CHRISTALLER (1933).
a. tempat sentral yang
berhierarki 3 (K=3) : kasus pasar optimal
b. tempat sentral yang
berhierarki 4 (K=4) : kasus lalu lintas yang optimum
c. tempat sentral yang berhierarki
7 (K=7) : situasi administrasi yang optimum.
2. teori ongkos transportasi oleh ALFRED WEBER
tiga faktor adalah titik
material, titik konsumsi dan titik tenaga kerja
3. teori lokasi industri optimal
teori ini berdasarkan pada
permintaan sehingga diasumsikan lokasi optimal dari suatu industri diusahakan
menguasai wilayah pemasaran yang luas.
D. Aglomerasi industri
Aglomerasi industri adalah pemusatan berbagai
macam in dustri dalam suatu wilayah agar dapat memberikan keuntungan yang lebih
besar kepada berbagai industri di suatu wilayah. Aglomerasi industri terbentuk
karena danya :
1. hubungan produksi (barang bergerak dari suatu
perusahaan ke perusahaan lain)
2. hubungan pelayanan (perusahaan saling membutuhkan
pelayanan perusahaan lain)
3. hubungan pemasaran (melibatkan bagian yang
terpisah-pisah sampai ke konsumen)
PENGINDERAAN JAUH
A. Pengindraan Jauh (Indraja)
Pengindraan jauh sering disingkat indraja.
Menurut Lillesand dan Keifer, indraja adalah ilmu atau teknik dan seni untuk
mendapatkan informasi tentang objek, wilayah, atau gejala dengan cara
menganalisis data-data yang diperoleh dari suatu alat tanpa berhubungan
langsung dengan objek, wilayah, atau gejala yang sedang dikaji.
B. Komponen Indraja
Komponen-komponen dalam indraja
merupakan serangkaina objek yang saling berkaitan dan bekerja sama secara
terkoordinasi untuk melakukan pengindraan.
Rangkaian dalam komponen indraja meliputi sumber
tenaga, atmosfer, objek, sensor, wahana, perolehan data, dan pengguna data.
- Sumber Tenaga
Sumber tenaga dalam proses
indraja terdiri atas tenaga alamiah (matahari) dan tenaga buatan.
- Atmosfer
Molekul-molekul gas yang terdapat
di dalam atmosfer tersebut dapat menyerap, memantulkan, dan melewatkan radiasi
elektromagnetik. Oleh karena itu, di dalam indraja terdapat istilah jendela
atmosfer, yaitu bagian spectrum gelombang elektromagnetik yang dapat mencapai
bumi. i antara tenaga dan objek.
- Interaksi Antara Tenaga dan Objek
Interaksi antara tenaga dan objek
dapat terlihat pada rona yang dihasilkan. Tiap-tiap objek memiliki
karakteristik yang berbeda-beda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor.
Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terlihat cerah pada citra,
sedangkan objek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra.
- Sensor
a.
Sensor
Sensor merupakan alat pemantau
yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun satelit. Berdasarkan proses
perekamannya, sensor dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sensor fotografik dan
sensor elektronik.
1)
Sensor fotografik merekam objek melalui proses kimiawi
yang dapat dipasang pada pesawat udara maupun satelit. Sensor fotografik itu
menghasilkan foto. Sensor fotografik yang dipasang pada pesawat udara
menghasilkan citra foto (foto udara), sedangkan jika dipasang pada
satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit).
2)
Sensor elektronik merupakan sensor yang bekerja secara
elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik yang direkam pada pita magnetic
selanjutnya dapat diproses menjadi data visual atau digital dengan menggunakan
computer. Sensor elektronik itu menghasilkan citra indraja (lebih dikenal
dengan sebutan citra).
- Wahana
Wahana adalah kendaraan yang
digunakan untuk membawa sensor guna mendapatkan data indraja. Berdasarkan
ketinggian peredaran dan tempat pemantulannya di angkasa, wahana dapat di
bedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.
1)
Pesawat terbang rendah sampai menengah, yaitu pesawat
yang ketinggian pendaratannya antara 1.000 m dan 9.000 m di atas permukaan
bumi.
2)
Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian
peredarannya lebih dari 18.000 m di atas permukaan bumi.
3)
Satelit, saitu wahana dengan 900 km di atas permukaan
bumi.
- Perolehan Data
Data indraja diperoleh dengan
cara manual atau dengan cara numeric (digital). Secara manual dan
diperoleh melalui interpretasi citra.
- Pengguna Data
Pengguna data merupakan komponen
yang penting dalam sistim indraja, yaitu orang atau lembaga yang memanfaatkan
informasi hasil indraja.
C. Citra
Citra merupakan gambaran yang
terekam oleh kamera atau sensor. Data indraja juga berupa data visual yang pada
umumnya dianalisis secara manual.
Data visual dibedakan menjadi
dua, yaitu data citra dan data noncitra. Data citra dalah berupa gambaran yang
mirip dengan wujud aslinya atau minimal berupa gambaran planimetri. Data
noncitra pada umumnya berupa garis atau grafik.
Citra indraja adalah gambaran suatu
gejala atau objek sebagai hasil rekaman dari sebuah sensor, baik dengan cara
optic, elektrooptik, maupun elektronik. Citra dibedakan menjadi dua, yaitu
citra foto (photographic image)/ foto udara dan citra nonfoto (nonphotographic
image)
1.
Citra Foto
Citra foto
adalah gambaran suatu gejala di permukaan bumi sebagai hasil pemotretan dengan
menggunakan kamera. Guna melakukan pemeotretan, kamera tersebut dipasang pada
wahana tertentu, contohnya laying-layang, balon udara, atau pesawat terbang.
Hasil pemotreran yang menggunakan wahana-wahana itu di sebut foto udara,
sedangkan apabila wahana yang digunakan adalah satelit hasilnya disebut foto
satelit.
Citra foto
dibedakan atas dasar spectrum elektromagnetik yang digunakan, posisi sumbu
kamera, sudut liputan kamera, jenis kamera, wahana yang digunakan, dan system
wahananya.
a.
Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan
Berdasarkan
spectrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi 5 jenis,
yaitu sebagai berikut.
1)
Citra foto ultraviolet, yaitu foto yang dibuat dengan
menggunakan spektrum ultraviolet.
2)
Citra foto ortokromatik, yaitu citra foto yang dibuat
dengan menggunakan spectrum tampak dari warna biru hingga sebagian warna hijau.
3)
Citra foto pankromatik, yaitu citra foto yang dibuat
demgan menggunakan seluruh spektrum tampak.
4)
Citra inframerah asli, yaitu citra foto yang dibuat
dengan menggunakan spektruminframerah.
5)
Citra foto inframerah modifikasi, yaitu citra foto yang
dibuat dengan menggunakan spectrum tampak dari warna merah dan sebagian warna
hijau.
Dari kelima
jenis citra foto tersebut yang paling banyak penggunaannya dalam indraja sistim
fotografi adalah citra foto pankromatik.
b.
Posisi Sumbu Kamera
Berdasarkan
posisi sumbu kamera terhadap permukaan bumi citra foto dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu citra foto vertical dan citra foto condong.
1)
Citra foto vertikal, yaitu citra foto yang dibuat dengan
posisi sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi. kemiringan sumbu
kamera sebesar 10 - 40, citra foto yang dihasilkan masih
digolongkan sebagai citra vertikal.
2)
Citra foto
condong, yaitu citra foto yang dibuat dengan posisi sumbu kamera miring,
umumnya membentuk sudut sebesar 100 atau lebih. Citra foto condong
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a)
Citra foto agak condong, yaitu apabila cakrawala tidak
tergambar pada citra foto
b)
Citra foto sangat condong, yaitu apabila cakrawala
tergambar tergambar pada citra foto.
c.
Sudut Liputan Kamera
Berdasarkan
sudut liputan kamera, citra foto dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu sudut kecil,
sudut normal, sudut lebar, dan sudut sangat lebar.
Table, Jenis Citra Foto
Berdasarkan Sudut Liputan
Jenis Kamera
|
Sudut Liputan
|
Jenis Foto
|
Sudut kecil
(narrow angel)
|
< 600
|
Sudut kecil
|
Sudut normal
(normal angel)
|
600 – 750
|
Sudut normal/ sudut standar
|
Sudut lebar
(wide angel)
|
750 – 1000
|
Sudut lebar
|
Sudut sangat lebar
(super-wide angel)
|
> 1000
|
Sudut sangat lebar
|
d.
Jenis Kamera
Berdasarkan
kamera yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi dua jenis, yaitu citra foto
tunggal dan citra foto jamak.
1)
Citra foto tunggal, yaitu citra foto yang dibuat dengan
kamera tunggal. Oleh karena itu, setiap objek hanya tergambar dalam satu lembar
foto.
2)
Citra foto jamak, yaitu citra foto yang dibuat pada saat
yang sama dan menggambarkan objek liputan yang sama. Foto jamak dibuat dengan 3
cara, yaitu sebagai berikut.
a)
Multikamera, yaitu menggunakan beberapa kamera yang
masing-masing diarahkan ke satu objek.
b)
Kamera multilensa,
yaitu satu kamera dengan beberapa lensa.
c)
Kamera tunggal berlensa tunggal dengan pengurai warna.
e.
Warna yang Digunakan
Berdasarkan
warna yang digunakan, citra foto berwarna dibedakan menjadi 2, yaitu citra foto
warna asli (true color) dan citra foto warna semu (false color).
f.
Sistem Wahana
Berdasarkan
wahana yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu citra foto udara
dan citra foto satelit.
1)
Citra foto udara, yaitu citra foto yang dibuat dengan
menggunakan wahana yang bergerak di udara, contohnya laying-layang, balon
udara, dan pesawat terbang.
2)
Citra foto satelit, yaitu citra foto yang dibuat dengan
menggunakan wahana yang bergerak di ruang angkasa, umumnya satelit.
2.
Citra Nonfoto
Citra
nonfoto adalah gambar atau citra tentang suatu objek yang dihasilkan oleh
sensor bukan kamera dengan cara memindai (scanning). Citra nonfoto
dibedakan atas dasar spectrum elektromagnetik yang digunakan, sensor yang
digunakan, dan wahana yang digunakan.
a.
Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan
Berdasarkan spectrum
elektromagnetik yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu
citra inframerahtermal, citra radar, dan citra gelombang mikro.
1)
Citra inframerah termal, yaitu citra yang dibuat dengan
menggunakan spectrum inframerah termal.
2)
Citra radar, yaitu citra yang dibuat dengan menggunakan
spectrum gelombang mikro dan sumber tenaga buatan.
3)
Citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan
menggunakan spectrum gelombang mikro.
b.
Sensor yang Digunakan
Berdasarkan
sensor yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2, yaitu citra tunggal
dan citra multispektral.
1)
Citra tungal, yaitu citra yang dibuat dengan dengan
menggunakan sensor tunggal.
2)
Citra multipektral, yaitu citra yang dibuat dengan
menggunakan sensor saluran jamak.
c.
Wahana yang Digunakan
Berdasarkan
wahana yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2, yaitu citra dirgantara
dan citra satelit.
1)
Citra dirgantara, yaitu citra yang dibuat dengan
menggunakan wahana yang beroperasi di udara atau dirgantara
2)
Citra satelit, yaitu citra yang dibuat dengan menggunakan
wahana yang beroperasi di antariksa.
Tabel. PERBEDAAN CITRA FOTO DENGAN CITRA NONFOTO
No
|
Variabel Pembeda
|
Jenis Citra
|
|
Citra Foto
|
Citra Nonfoto
|
||
1
|
Sensor
|
Kamera
|
Nomkamera, atas dasar pemindaian (scaning).
Kamera yang detektornya bukan film
|
2
|
Detektor
|
Film
|
Pita magnetic, termistor, foto konduktif, foto
voltaic, dan sebagainya
|
3
|
Proses perekaman
|
Fotografi/kimiawi
|
Elektronik
|
4
|
Mekanisme Perekaman
|
Serentak
|
Parsial
|
5
|
Spektrum Elektromagnetik
|
Tampak dan Perluasannya
|
Tampak dan perluasannya, termal, serta gelombang
mikro.
|
D. Interpretasi Citra
Interpretasi citra adalah
kegiatan menafsir, mengkaji, mengidentifikasi, dan mengenali objek pada citra,
selanjutnya menilai arti penting dari objek tersebut.
1. Ciri utama interpretasi :
a. ciri
spektral
b. ciri
spatial
c. ciri
temporal
2. Unsur-unsur Interpretasi Citra
a.
Rona dan Warna
Rona adalah
tingkat kecerahan atau kegelapan suatu objek yang terdapat pada citra.
b.
Bentuk
Bentuk mencerminkan konfigurasi
atau kerangka objek, baik bentuk umum (shape) maupun bentuk rinci (form)
untuk mempermudah pengenalan benda.
c.
Ukuran
Termasuk
dalam unsur ukuran adalah jarak, luas, volume, ketinggian tempat, dan
kemiringan.
d.
Tekstur
Tekstur adalah frekuensi
perubahan atau pengulangan rona pada citra. (halus, sedang, dan kasar).
e.
Pola
Pola adalah kecenderungan bentuk
suatu objek.
f.
Bayangan
Bayangan
yang berbentuk pada suatu objek sangat dipengaruhi oleh arah datangnya sinar
Matahari.
g.
Situs
Situs
adalah tempat kedudukan suatu objek terhadap lingkungan sekitarnya. Contohnya,
daerah persawahan terdapat di dataran rendah, sedangkan permukiman penduduk
biasanya memanjang mengikuti jalan, sungai, atau pantai.
h.
Asosiasi
Asosiasi
adalah hubungan antara suatu objek dan objek lain di sekitarnya. Sekolah berasosiasi dengan lapangan.
E. Langkah-langkah untuk
mendapatkan data indraja:
1. Deteksi
Mendeteksi
objek yang terekam pada foto udara maupun foto satelit
2. Identifikasi
Mengidentifikasi objek
berdasarkan :
a.
ciri spektral (ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara
tenaga elektromagnetik dengan benda).
b.
ciri spasial (ciri yang terkait dengan ruang misal
bayangan, bentuk, asosiasi, pola, bentuk dan ukuran).
c.
ciri temporal (ciri yang terkait dengan umur obyek dan
waktu saat perekaman)
3. Pengenalan
Pengenalan objek dilakukan untuk
mengklasifikasikan objek yang tampak pada citra berdasarkan pengetahuan
tertentu.
4. Analisis
Analisis bertujuan untuk
mengelompokkan objek yang mempunyai cirri-ciri yang sama.
5. Deduksi
Deduksi merupakan pemrosesan
citra berdasarkan objek yang terdapat pada citra kearah yang lebih khusus.
6. Klasifikasi
Klasifikasi meliputi deskripsi
dan pembatasan (delineasi) dari objek yang terdapat pada citra.
7. Idealisasi
Idealisasi merupakan penyajian
hasil interpretasi citra ke dalam bentuk peta yang siap pakai.
F. Manfaat Indraja
Tujuan utama indraja adalah
merekam objek untuk mengumpulkan data sumber daya alam dan lingkungan. Hingga
saat ini indraja semakin banyak dimanfaatkan, antara lain karena alasan - alasan
berikut ini.
- Citra menggambarkan objek dipermukaan bumi dengan wujud dan letak objek mirip yang sebenarnya, gambar relatif lengkap, liputan daerah yang luas, dan sifat gambar yang permanent.
- citra tertentu dapat memberi gambar tiga dimensi jika dilihat dengan menggunakan stereoskop. Gambar tiga dimensi itu sangat menguntungkan, antara lain karena menyajikan model objek (medan) yang jelas, relative lebih jelas, memungkinkan pengukuran beda tinggi, memungkinkan pengukuran lereng, dan memungkinkan pengukuran volume.
- citra dapat menggambarkan benda yang tidak tampak sehingga dimungkinkan pengenalan objeknya. Sebagai contoh adalah terjadinya kebocoran pipa bawah tanah.
- citra dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit ditempuh melalui daratan, contohnya hutan, rawa, dan pegunungan.
- citra sebagai satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)
A. Konsep Dasar sistem
Informasi Geograf is (SIG)
Istilah Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan
gabungan tiga unsur pokok, yaitu sistem, informasi, dan geografis. Dapat diketahui
bahwa SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur informasi
geografis. Informasi geografis tersebut mengandung pengertian informasi tentang
tempat tempat yang berada di permukaan bumi, pengetahuan tentang letak suatu
objek di permukaan bumi, dan informasi tentang keterangan-keterangan (atribut)
yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya telah diketahui. .
Dikembangkannya SIG menggunakan perangkat komputer mengakibatkan
keterbatasan SIG manual dapat diatasi. Kemampuan SIG menggunakan perangkat
komputer antara lain sebagai berikut.
1. Penggabungan dua berkas data
spasial atau lebih, baik daerah yang berbeda dengan atribut sama maupun daerah
dan atribut yang sama sehingga dimungkinkan konversi proteksi, ukuran pixel,
kode, dan simbol.
2. Pencuplikan sebagian berkas data
spasial, baik dengan cara dibatasi segi empat maupun menutup bagian yang tidak
dikehendaki atau batas tak teratur.
3. Mampu melakukan penyuntingan
berkas data atribut antara lain meliputi berikut ini:
a. Pengolahan berkas basis data
b. Menayangkan informasi yang
dihasilkan sesuai permintaan pengguna.
c. Memungkinkan analisis statistik.
d. Memungkinkan penggunaan basis data
SIG.
e. Menyajikan hubungan antarbasis
data.
4. Tidak memerlukan banyak ruang
untuk penyimpanan data dan pengambilan kembali data dapat dilakukan secara
cepat dan akurat. Ribuan peta topografi dapat disimpan secara digital pada satu
komputer.
5. Mampu mengolah sejumlah besar data
secara cepat.
B. Pengertian
SIG (sistim informasi geografis)
SIG adalah suatu sistim yang memiliki fungsi pengumpulan,
pengaturan, pengelolaan, penyimpanan, sampai penyajian segala jenis data
(informasi) yang berkaitan dengan geografi.
Dibawah ini adalah pendapat para ahli :
a. Sistem Informasi Geografis adalah
sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi
informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan
menganalisis objek-objek dan fenomena karena lokasi geografi merupakan
karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Oleh karena itu, SIG
merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan dalam menangani data
yang bereferensi geografi, yaitu masukan, manajemen data (penyimpanan dan
pemanggilan data), analisis dan manipulasi cara, serta keluaran (Aronaff,
1989).
b. Sistem Informasi Geografis adalah
suatu sistem perangkat yang dapat melakukan pengumpulan, penyimpanan,
pengambilan kembali, pengubahan (transformasi), dan penayangan (visualisasi)
dari data-data keruangan (spasial) untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu
(Burrough, 1956).
c. Sistem Informasi Geografis adalah
sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan
menganalisis informasi geografi (Petrus Paryono).
d. Sistem Informasi Geografis adalah
sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini
diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak yang berfungsi
untuk akuisisi (perolehan) dan verifikasi, kompilasi, penyimpanan, perubahan
dan updating, manajemen dan pertukaran, manipulasi, pemanggilan dan
presentasi, serta analisis (Bernhardsen, 1992).
e. Sistem Informasi Geografi adalah
sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu
mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik
fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup
metodologi dan teknolog yang diperlukan, yaitu data spasial, perarigkat keras,
perangkat lunak, dan struktur organisasi (J. Raper, 1994).
C. Cara Kerja
SIG
Karena
merupakan suatu sistem, informasi geografis terdiri dari 4 subsistem pokok,
yaitu subsistem masukan (data input), penyajian (data output, penyimpanan (data
management), serta pengolahan dan pengkajian (data manipulation and analysis).
1) Subsistem Masukan / input
Fungsi dari subsistim ini adalah
mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber.
Selain itu, subsistem ini bertanggung jawab dalam melakukan konversi atau
melakukan transformasi formal. Data-data asli ke dalam format yang dapat
digunakan oleh SIG.
2) Subsistem Pengolahan dan
Pengkajian
Fungsi dari subsistim ini adalah menentukan informasi-informasi yang dapat
dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan pengolahan dan
pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
3) Subsistem Penyimpanan
Fungsi dari subsistim ini adalah mengorganisasikan data, baik data spasial
maupun data atribut ke dalam basis data (bank data). Penyimpanan dengan cara
demikian mempermudah dalam pemanggilan, pengeditan dan pembaharuan data)
4. Subsistem
Penyajian / keluaran / output
Fungsi dari subsistem ini adalah menampilkan data dan hasil dari
pengolahannya, baik sebagian maupun seluruhnya. Data dan hasil pengolahannya
tersebut ditampilkan antara lain dalam bentuk tabel, grafik, dan peta
(khususnya para digital).
Secara garis besar terdiri dari subsistim masukan- sub sistim proses –
subsistim keluaran
Tahapan kerja dalam SIG.
Pembuatan dan analisis dengan tahapan
1. Tahapan persiapan (kajian kebutuhan, pembuatan konsep dan skema peta
tematik, menyiapkan peta dasar, merancang siklus basis data, menentukan
prosedur kerja)
2.
Tahapan digitasi
3.
Tahapan editing
4.
tahapan konversi : penyesuaian
koordinat
5.
tahap anotasi (pemberian nama obyek,
misal nama gunung, nama kota)
6.
tahap pemberian label (pemberian
identitas suatu obyek sperti Laut dan Daratan)
7.
tahap analisis data (pengukuran
sampai penggabungan beberapa peta).
8.
tahap pelaporan
D. Komponen
Utama SIG
Subsistem dalam SIG saling berhubungan satu sama lain dan terintegrasi
dengan sistem-sistem komputer. SIG terdiri atas 4 komponen pokok, yaitu data,
perangkat keras, perangkat lunak, dan manajemen.
a. Data
1. Sumber
Data :
Sumber data yang dapat digunakan dalam masukan data antara lain data
pengindraan jauh, data peta dan data teristris (pengukuran/ pengamatan langsung
dilapangan).
2. Macam data
terdiri data
spasial/keruangan dan data atribut
a) Data keruangan adalah data yang terkait dengan ruang (letak, bentuk/
luas dll), berdasarkan proses penyimpanannya dibedakan menjadi dua model yaitu
:
1) Model Data Raster
Data raster
adalah data yang dibentuk oleh kumpulan sel atau pixel (picture element). Data
raster berdimensi dua sehingga mudah disimpan, dimanipulasi, dan ditampilkan.
2) Model Data Vektor
Data vektor
merupakan model data yang dapat digunakan untuk menggambarkan informasi
geografi secara tepat. Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan
menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis; atau poligon
beserta atributnya. Bentuk-bentuk dasar data spasial dalan model data vektor
ditampilkan dalarn sistem koordinat kartesian dua dimensi (sumbu x dan y).
b) Data
Atribut
Data atribut suatu objek dapat berupa data kualitatif dan data kuantitatif,
yaitu :
1) Data Kualitatif
Data
kualitatif adalah data hasil pengamatan yang dinyatakan dalam bentuk
deskriptif.
2) Data Kuantitatif
Data
kuantitif adalah data hasil pengamatan atau pengulcuran yang dinyatakan dalam
bilangan. Data kuantitatif berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan nilai dari
objek.
Data
kuantitatif dapat dibedakan menjadi empat, yaitu data rasio, interval, ordinal,
dan nominal.
a) Data rasio adalah data yang diperoleh
dengan ukuran-ukuran yang memiliki nilai 0 (nol) mutlak dan dengan interval
yang sama. Contohnya, panjang jalan A = 5 km dan, panjang jalan B = 10 km. Hal
itu berarti bahwa panjang jalan B adalah 2 kali panjang jalan A. Data rasio ini
mempunyai tingkat akurasi yang tertinggi.
b) Data interval adalah data yang
disusun berdasarkan jarak tertentu. Contohnya, nilai mata pelajaran siswa A =
9, B = 8, C = 7, D = 6, dan E = 5. Interval antara siswa A dan C (9-7 = 2) sama
dengan interval antara siswa C dan E (7 - 5 = 2). Data interval mempunyai
tingkat akurasi sedang.
c) Data ordinal adalah data yang
disusun berdasarkan kategori-kategori tertentu yang menunjukkan adanya
tingkatan dari yang paling rendah sampai tingkat paling tinggi. Contohnya,
kelompok penduduk ekonomi atas diberi label 1, kelompok penduduk ekonomi
menengah diberi label 2, dan kelompok penduduk ekonomi bawah diberi label 3.
d) Data nominal adalah data yang
disusun berdasarkan kategori-kategori tertentu yang tidak menunjukan adanya
tingkatan, kemudian diberi kode. Contohnya, permulciman diberi kode 1 dan sawah
diberi kode 2.
b. Perangkat Keras
Perangkat keras (hadware) adalah perangkat-perangkat fisik yang
digunakan dalam sistem komputer. Perangkat keras yang dibutuhkan dalam
pengoperasian SIG adalah seperangkat komputer yang terdiri atas central
processing unit (CPU), monitor, printer, plotter,
disket, hard disk, magnetic tape, digitizer,
keyboard dan scanner.
c. Perangkat Lunak
Perangkat lunak (software) adalah program yang digunakan untuk
mengoperasikan SIG. Beberapa program yang dapat digunakan antara lain Arc/Info,
Are View, ERDAS, dan ILWIS.
d. Manajemen / SDM
/ brain ware
Manajemen merupakan perangkat dalam SIG yang terdiri atas sumber daya
manusia. secara umum orang-orang yang terlibat dalam SIG dibedakan menjadi
tiga, yaitu staf operasional yang meliputi pengguna akhir, staf profesional
teknik yang meliputi analis dan programer, serta manajer yang bertanggung jawab
atas SIG secara keseluruhan.
E. Manfaat dan
Penerapan SIG
Seiring dengan kemajuan teknologi, SIG makin banyak digunakan dalam
berbagai bidang, antara lain karena berikut ini.
1. SIG dapat digunakan sebagai alat
bantu utama yang interaktif dan menarik dalam rangka peningkatan wawasan dan
pengetahuan. Namun, yang paling penting adalah peningkatan penibelajaran dan
pendidikan bagi usia sekolah, khususnya tentang konsep lokasi, ruang, dan unsur
geografis di permukaan bumi.
2. SIG menggunakan data spasial dan
data atribut secara terintegrasi sehingga sistemnya memiliki kemampuan analisis
spasial dan non-spasial.
3. SIG dapat memisahkan secara tegas
antara bentuk tampilan dan data-datanya. Oleh karena itu, SIG memiliki
kemampuan untuk mengubah tampilan dalam berbagai bentuk.
4. SIG secara mudah dapat
menghasilkan berbagai peta tematik. Peta-peta tematik tersebut merupakan
turunan dari peta-peta lain yang data-datanya telah dimanipulasi.
5. SIG sangat membantu pekerjaan-pekerjaan yang
erat hubungannya dengan bidang – bidang spasial.
POLA KERUANGAN DESA DAN KOTA
A. POLA KERUANGAN DESA
1 SYARAT-SYARAT DESA
Syarat-syarat
desa
Mempunyai wilayah, Adanya
penduduk, Mempunyai pemerintahan, Berada langsung di bawah camat, Mempunyai
kebiasaan-kebiasaan pergaulan sendiri
2 FUNGSI DESA
Fungsi
Desa sebagai :
sumber bahan pangan,
penghasilan bahan mentah, penghasil tenaga kerja, pusat-pusat industri kecil
3 KLASIFIKASI DESA
A.
Menurut Aktivitasnya:
Desa Nelayan, Desa
agraris, Desa Industri
B.
Menurut Tingkat Perkembangannya
1.
Desa Swadaya
Ciri-cirinya:
a.
Sebagai besar kehidupan penduduknya masih menggantungkan
pada alam
b.
Hasilnya untuk mencukupi kebutuhan sehari
c.
Administrasi desa belum dilaksanakan dengan baik
d.
Lembaga-lembaga desa belum berfungsi dengan baik
e.
Tingkat pendidikan dan produktivitas penduduknya masih
rendah
f.
Belum mampu dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
sendiri
2.
Desa Swakarya (Transisi)
Ciri-cirinya:
a.
Sudah mampu menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri
b.
Lembaga social desa dan pemerintahan sudah berfungsi
c.
Administrasi desa sudah berjalan
d.
Adat-istiadat mulai longgar
e.
Mata pencaharian mulai bearagam
f.
Sudah ada hubungan dengan daerah sekitarnya
3.
Desa Swasembada
Ciri-cirinya:
a.
Sarana dan prasarana desa lengkap
b.
Pengelolaan administrasi telah dilaksanakan dengan baik
c.
Pola piker masyarakat lebih rasional
d.
Mata pencaharian penduduk sebagaian besar di bidang jasa
dan perdagangan
4 CIRI-CIRI MASYARAKAT DESA
a.
Kehidupan tergantung pada alam
b.
Toleransi sosialnnya kuat
c.
Adat-istiadat dan norma agama kuat
d.
Kontrol sosialnya didasarkan pada hokum informal
e.
Hubungan kekerabatan didasarkan pada Gemeinssehaft
(paguyuban)
f.
Pola pikirnya irrasional
g.
Struktur perekonomian penduduk bersifat agraris
5 POTENSI DESA
potensi fisik : pertanian
potensi social : gotong royong, apatur desa,
lembaga social
6
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISTEM PERHUBUNGAN DESA
Topografi, Letak desa,
Fungsi desa
7 DEFINISI DESA
A.
Menurut UU No. 5 Tahun 1979
DESA
adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk, sebagai kesatuan
masyarakat hokum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di
bawah Camat dan mempunyai hak otonomi dalam ikatan negara kesatuan RI.
B.
Menurut SUTARDJO KARTOHADIKUSUMO
DESA adalah suatu
kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa
mengadakan pemerintahan sendiri.
C.
Menurut TINJAUAN GEOGRAFI
DESA adalah suatu
perwujudan geografis, yang ditimbulkan oleh unsure-unsur fisigrafis, sosial,
ekonomi, politik dan budaya dan memiliki hubungan timbal-balik dengan daerah
lain.
8 POLA PERSEBARAN DESA
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pola persebaran desa:
Letak desa, Keadaan iklim,
Kesuburan tanah, Tata air, Keadaan ekonomi, Keadaan budaya
9 UNSUR-UNSUR DESA
Ø Daerah, Penduduk, Tata
kehidupan
10 POLA PERSEBARAN DESA
1.
Pola memanjang mengikuti jalan raya. Pola ini umumnya
terdapat di pedalaman
2.
Pola mengikuti rel kereta api
3.
Mengikuti garis pantai
4.
Pola masyarakat
Penyebarannya:
a.
Terdapat di daerah pegunungan (dataran tinggi)
b.
Daerah yang berelief kasar
5.
Pola Desa Tersebar
Pola
desa yang tidak teratur. Pola desa ini banyak dijumpai di daerah Karst (Kapur)
B. POLA KERUANGAN KOTA
1 DEFINISI KOTA
A. Menurut MENTERI DALAM
NEGERI RI NO. 4/1980
1.KOTA
adalah suatu wilayah yang mempunyai batas administrasi wilayah
2. KOTA adalah lingkungan
kehidupan yang mempunayi cirri non-agraris
B.
Secara GEOGRAFIS
KOTA adalah suatu bentang
budaya yang ditimbulkan oleh unsure-unsur alami dan non-alami dengan gajala
pemusatan penduduk tinggi, corak kehidupan yang heterogen, sifat penduduknya
individualistis dan materialistis.
2 CIRI FISIK KOTA
Ciri
Fisik Kota
-
Adanya sarana ekonomi, Gedung pemerintahan, Alun-alun,
Tempat parker, Sarana rekreasi, Sarana olah raga, Komplek perumahan
3 CIRI MASYARKAT KOTA
Ciri
Masyarakat Kota
-
Adanya keanekaragaman penduduk
-
Sikap penduduk bersifat individualistik
-
Hubungan sosial bersifat Gesselsehaft (Patembayan)
-
Adanya pemisahan keruangan yang dapat membentuk
komplek-komplek tertentu
-
Norma agama tidak ketat
-
Pandangan hidup kota lebih rasional
4 KLASIFIKASI KOTA
A.
Menurut Jumlah Penduduk
1. Kota Kecil =penduduknya antara
20.000-50.000 jiwa
2. Kota
sedang =penduduknya antara
50.000-100.000 jiwa
3. Kota besar =penduduknya antara
100.000-1.000.000 jiwa
4.
Metropolitan =penduduknya antara
1.000.000-5.000.000 jiwa
5.
Megapolitan =penduduknya lebih
dari 5.000.000 jiwa
B.
Menurut tingkat perkembangan
1.
Tahap eopolis adalah tahap perkembangan desa yang sudah teratur
dan masyarakatnya merupakan peralihan dari pola kehidupan desa kea rah
kehidupan kota.
2.
Tahap polis adalah suatu daerah kota yang sebagian
penduduknya masih mencirikan sifat-sifat agraris.
3.
Tahap metropolis adalah suatu wilayah kota yang
ditandai oleh penduduknya sebagaian kehidupan ekonomi masyarakat ke sector
industri.
4.
Tahap megapolis adalah suatu wilayah perkotaan yang terdiri dari
beberapa kota metropolis yang menjadi satu sehingga membentuk jalur perkotaan.
5.
Tahap tryanopolis adalah suatu kota yang ditandai
dengan adanya kekacauan pelayanan umum, kemacetan lalu-lintas, tingkat
kriminalitas tinggi.
6.
Tahap necropolis (Kota mati) adalah kota yang
mulai ditinggalkan penduduknya.
C. Menurut sejarah terjadinya
1. berasal dari kegiatan
perkebunan (Palembang)
2. berasal dari kegiatan
administrasi pemerintahan (Yogya, surakarta, Jakarta, Bukittinggi)
3. berasal dari kegiatan
pertambangan (Cepu, Balikpapan)
5 STRUKTUR PANGGUNAAN LAHAN KOTA
A.
Menurut teori KONSENTRIK
Teori konsentrik
dikemukakan oleh E. W. BURGESS.
Menurut teori ini daerah
perkotaan dibagi menjadi 5 wilayah, yaitu:
1.
Pusat Daerah Kegiatan (PDK) juga disebut CBD (Central
Bussiness District) dicirikan dengan adanya pusat pertokoan, kantor pos, bank,
bioskop dan pasar.
2.
Wilayah Transisi ditandai dengan industri manufaktur,
pabrik dan pola penggunaan lahan merupakan pola campuran.
3.
Wilayah pemukiman masyarakat kelas rendah.
4.
Wilayah pemukiman masyarakat kelas menengah.
5.
Wilayah pemukiman masyarakat kelas tinggi.
B.
Teori SEKTORAL
Teori ini
dikemukakan oleh HOMER HOYT. Isi dari teori ini adalah bahwa unit-unit kegiatan
di perkotaan tidak mengikuti zona-zona teratur secara konsentris, tetapi
membentuk sector-sektor yang sifatnya lebih bebas.
Dalam toeri ini HOMER,
berpendapat:
1.
Daerah-daerah yang memiliki harga tanah atau sewa tanah murah
biasanya terletak di luar kota.
2.
Daerah-daerah yang memiliki sewa tanah dan harga tanah
rendah merupakan jakur-jalur yang bentuknya memanjang dari pusat kota ke daerah
perbatasan.
3.
Zona pusat adalah pusat daerah kegiatan (PDK)
C.
Teori INTI GANDA
Teori ini dikemukakan
oleh HARRIS dan ULLMAN.
Merupakan bentuk kritik
terhadap teori konsentriknya Burgess. Struktur kota tidaklah sederhana.
Sebenarnya tidak ada urutan-urutan teratur sebab dapat terjadi suatu kota
terdapat tempat-tempat tertentu yang berfungsi sebagai inti kota dan pusat
pertumbuhan baru . kompleks industri, pasar, terminal dapat menjadi inti
pertumbuhan suatu kota.
Berdasarkan keadaan tata
ruang kota dapat dikelompokkan menjadi:
1.
Inti Kota (Core Of City)
Inti Kota adalah wilayah kota
yang digunakan sebagai pusat kegiatan, ekonomi, pemerintahan dan kebudayaan.
Wilayah ini disebut juga CBD ( Central Businness Districs)
2.
Selaput Inti Kota
Selaput Inti Kota adalah wilayah
yang terletak di luar inti kota, sebagai akibat daritidak tertampungnya
kegiatan dalam kota.
3.
Kota Satelit
Kota Satelit adalah suatu
daerah yang memiliki sifat perkotaan dan pusat kegiatan industri.
4.
Sub Urban Daerah sekitar pusat kota yang
berfungsi sebagai daerah pemukiman.
Urbanisasi
Beberapa definisi
Urbanisasi
1.
Urbanisasi adalah suatu proses pembengkakan atau
penggelembungan kota yang disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah penduduk.
2.
Urbanisasi adalah suatu proses bertambahnya jumlah kota pada
suatu wilayah yang disebabkan oleh perkembangan sosial, ekonomi, dan teknologi.
3.
Urbanisasi adalah suatu proses berubahnya kehidupan pedesaan
menjadi suasana perkotaan.
4.
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang
sifatnya menetap.
Faktor penyebab
urbanisasi
A. Faktor daya tarik (Pull
Faktors)
Lapangan pekerjaan di kota lebih
beragam, Fasilitas sosial di kota lebi memadahi, Kota berpotensi sebagai
sebagai tempat pemasaran, Tingkat upah di kota tinggi, Kota merupakan tempat
yang lebih menguntungkan untuk mengembangkan jiwa dan pengetahuan
B. Faktor pendorong (Push
Factor)
Menyempitnya lapangan pekerjaan
di sector pertanian, Pemilihan lahan pertanian semakin sulit dan sempit, Alasan
pendidikan, Kurangnya fasilitas social, Tingkat upah relative rendah, Tekanan
adat-istiadat
Dampak Urbanisasi
|
|
Kota
|
Desa
|
1. Kepadatan penduduk tinggi
|
1. Kurang tenaga kerja
|
2. Tingkat kriminalitas tinggi
|
2. Terhambatnya pembangunan desa
|
3. Bertambahnya jumlah pengangguran
|
3. Menurunnya produktivitas pertanian
|
4. Terdapat SLUM
|
4. Menuurnnya produktivitas pertanian
|
5. sering terjadi kemacetan lalu-lintas
|
|
Upaya
Penanggulangan Masalah Urbanisasi
1.
Mengembangkan industri kecil dan industri rumah tangga di
desa
2.
Melancarkan program KB baik di desa maupun di kota
3.
Memperlancar pembangunan di bidang transportasi dan
komunikasi antar kota-desa
4.
Pembangunan perumahan rakyat di pinggiran kota
5.
6 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN
Faktor
yang mempengaruhi perkembangan kota
Ø
Faktor Alamiah : Lokasi, Fisiografi, Kekayaan alam
Ø
Faktor Sosial : Penduduk, Kebijaksanaan pemerintah,
Faktor Kebijaksanaan Pemerintahan
INTERAKSI KOTA
A. INTERAKSI
Interaksi adalah hubungan
timbal-balik yang saling berpegaruh antara 2 wilayah atau lebih yang dapat
menimbulkan gejala, kenampakan ataupun permasalahan baru.
Kekuatan iteraksi antara kota
dengan desa berkaitan dengan jarak desa ke pusat kota.
Semakin jauh jarak desa ke pusat
kota, maka makin lemah interaksinya, begitu sebaliknya. Menurut Bintarto
wilayah-wilayah iteraksi membentuk lingkaran-lingkaran yang dinamakan Zona
Interaksi.
B. ZONA INTERAKSI
1
= City 4= Urban
Fringa
2
= Sub Urban 5=Rural
Urban Fringa
3
= Sub Urban Fringa 6=
Rural
Keterangan:
City = pusat kota
Sub Urban =
suatu wilayah yang memiliki suasana penghidupan seperti daerah perkotaan.
Wilayah ini merupakan tempa titnggal para penglaju.
Sub Urban Fringe =
suatu wilayah yang merupakan peralihan antra desa dan kota.
Urban Fringe = suatu daerah batas luar kota yang mempunyai sifat-sifat mirip
dengan kota.
Rural Urban Fringe =
suatu wilayah yang terletak antara kota dan desa yang ditandai dengan pola
penggunaan lahan campuran antara sektor pertanian dan non pertanian.
Rural =
daerah desa
1. Interaksi Kota-Desa
Interaksi Kota-Desa dapat
melalui:
Kuliah Kerja Nyata, ABRI Masuk Desa,
L.S.M, Penyuluhan
2. Pengaruh Positif Interaksi
Kota-Desa
Pengaruh Positif
Interaksi Kota-Desa
a. Tingkat pengetahuan
penduduk desa meningkat
b. Perekonomian desa
meningkat
c. Hubungan kota dan desa
meningkat
d. Perubahan atau
penyesuaian gaya hidup
Menurut Edward Ulman, factor yang
mempengaruhi interaksi antara lain:
1.
Adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi (Regional
Complementatif) maksudnya adanya wilayah-wilayah yang berbeda dalam
ketersediann sumber daya alam.
2.
Adanya kesempatan berintervensi (Inervening Opportunity)
Artinya =
suatu hal atau keadaan yang dapat melemahkan pola interaksi antar wilayah,
sebagai akibat adanya alternative pengganti auatu sumber daya yang dibutuhkan
oleh suatu daerah.
3.
Adanya kemudahan transfer atau pemidahan dalam ruang
(Spatial Transfer Ability).
Faktor yang mempengaruhi
terjadinya transfer dalam ruang antara lain:
b.
jarak mutlak dan relative tiap-tiap wilayah
c.
biaya transfortasi
d.
kelancaran prasarana transportasi antara wilayah
C. TEORI-TEORI INTERAKSI
1. Model Gravitasi (Issac Newton)

Kekuatan
Interaksi oleh W. J. Reilly

Dimana :
IAB :
kekuatan interaksi
PA :
jumlah penduduk kota A
PB :
jumlah penduduk kota B
d AB : jarak kedua kota
Fungsinya :
Untuk mengukur kekuatan interaksi
antara dua wilayah atau lebih.
Syarat-syarat penerapan kekuatan
interaksi antara lain:
kondisi penduduk sama,
Bentuk relief sama, Keadaan prasarana dan sarana transportasi relatif sama
2. Titik Henti (the breaking point theory)
oleh W. J. Reilly

Dimana :
Dab : jarak lokasi titik henti
yang diukur dari kota yang jumlah penduduknya paling kecil.
dab : jarak antar kota a-b
PA : jumlah penduduk kota yang
paling kecil
PB : jumlah penduduk kota yang
paling besar
Fungsinya :
1.
Memperkirakan lokasi garis batas yang memisahkan wilayah-wilayah perdagangan
dari dua buah kota yang berbeda ukurannya
2. Penempatan lokasi industri
atau pelayanan social antar dua wilayah
3. teori grafik (KJ kansky)
untuk menghitung kekuatan interaksi antar kota
dalam suatu wilayah dilihat dari jaringan jalan digunakan rumus indeks
konektivitas :
B : e / v
|
Dimana :
B : indeks konekstivitas
e
: jumlah jaringan jalan
v : jumlah kota dalam suatu wilayah
4. Potensi Penduduk
Tujuannya :
Untuk mengetahui besarnya
kemungkinan penduduk suatu wilayah untuk mengadakan migrasi dan interaksi
dengan wilayah lain di sekitarnya.
D. Konflik
pemanfaatan lahan permukiman
meningkatnya jumlah poenduduk yang
tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan pemukiman menyebabkan terjadinyan
konflik antar pemanfaatan lahan untuk pemukiman dengfan non permukiman.
E. Dampak
permukiman penduduk terhadap kualitas lingkungan :
fisik (air, udara, tanah), biologi,
sosial budaya.
PUSAT PERTUMBUHAN
A. Pengertian Pusat-pusat
Pertumbuhan
Adalah suatu wilayah yang tumbuh pesat sehingga
dijadikan sebagai pusat pembangunan yang diharapkan dapat mempengaruhi wilayah
sekitarnya. Factor yang mempengaruhi perkembangan wilayah misalnya kesuburan
tanah, letak suatu daerah atau factor-faktor sumber alam lainnya, termasuk
sumber daya manusianya.
2.
Pengembangan Pusat-pusat Pertumbuhan Berbagai Wilayah di Indonesia
Adapun
langlah-langkah nyata yang ditempuh antara lain :
- Berusaha meningkatkan efektifitas pembuatan sarana-sarana vital seperti jalan, listrik, telpon, terminal, pelabuhan udara, pelabuhan laut, terutama di kawasan Indonesia Timur.
- Memberikan perhatian lebih bagi daerah-daerah yang tertinggal dengan mengucurkan sejumlah dana ekstra untuk pengembangan wilayah tersebut melalui pendidikan, sector industri kecil dan menengah maupun pembangunan kantor-kantor pemerintah.
- Melakukan pertukaran pelajar antara Indonesia barat, tengah, dan timur
- Melakukan pertukaran guru dan kepala sekolah natara kawasan Indonesia Barat, Tengah dan Timur.
- Melakukan rolling aparatur Negara diseluruh Indonesia
Dalam skup kecil, kutub-kutub perubahan pada dasarnya
merupakan fasilitas-fasilitas masyarakat yang menjadi penggerak aktivitas
social budaya bagi masyarakat itu, antara lain dapat berbentuk : Sekolah, Pasar, Lalu lintas,
Pusat Perbelanjaan, Terminal, Pelabuhan
dan Industri.
B.
Menentukan batas wilayah partumbuhan
1.
Batas Absolut
Sebagai pedoman yang sangat kasar,
batas-batas wilayah pertumbuhan identik dengan batas-batas wilayah
administrasi, yaitu batas provinsi, batas antar kabupaten atau kota yang
satu dengan yang lain dan batas Negara yang satu dengan Negara yang lain.
2. Batas Relatif
Batas relatif merupakan batas antara wilayah yang satu
dengan wilayah yang lain dengan melihat perbedaan karateristiknya. Batas
relative ini sungguh-sungguh sangat kabur, hanya dapat diketahuai secara jelas
apabila dilakukan melalui suatu penelitian. misal : Batas antara masyarakat
yang sadar pendidikan dan masyarakat yang kurang sadar pendidikan. Dalam suatu
penelitian, batas-batas relatife ini akan dapat ditentukan berdasarkan
pengamatan, wawancara, dan angket kepada warga masyarakat.
PERBEDAAN
WILAYAH FORMAL DAN FUNGSIONAL
Wilayah formal adalah suatu kawasan
geografis yang seragam atau homogen. Dengan kata lain, pengklasifikasian
wilayah formal didasarkan pada satu criteria saja. Pada awalnya kriteria yang
digunakan adalah kondisi fisik, topografi, iklim, atau jenis vegetasi. Kemudian
criteria berkembang menjadi kriteria ekonomi, seperti industri atau tipe
pertanian. Bahkan juga digunakan kriteria social-politik, seperti partai
politik.
Wilayah fungsional adalah kawasan geografis yang
difungsikan menurut jenis dan kekhususan, suatu wilayah yang saling berhubungan
antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Wilayah fungsional sering
merujuk pada suatu wilayah modal atau polarisasi yang membentuk suatu keragaman
unit, seperti kota, kecamatan, atau kelurahan yang secara fungsional saling
berhubungan.
Dari pengertian wilayah formal di atas, dapat
diketahui perbedaan keduanya. Wilayah formal merupakan suatu wilayah yang
statis, seragam, dan tidak aktif. Wilayah dengan ciri seperti ini biasanya
adalah wilayah pinggiran atau pedesaan.
Wilayah fungsional merupakan suatu wilayah yang
dinamis, aktif, dan berbentuk secara terus menerus oleh dorongan yang
mengubahnya. Wilayah dengan ciri seperti ini biasanya adalah wilayah sentral
(pusat kota dan sekitarnya).
C. Teori dasar pusat
pertumbuhan
1.Teori kutub pertumbuhan (growth
poles theory) oleh Perroux.
Teori iini sering disebut teori
pusat-pusat pertumbuhan. Bahwa pada kenyataannya pembangunan di manapun adanya
bukanlah merupakan suatu proses yang terjadi serentak, tetapi muncul di tempat-tempat tertentu
dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda-beda. Tempat – tempat atau kawasan
yang menjadi pusat pembangunan ini dinamakan pusat-pusat / kutub-kutub
pertumbuhan yang kemudian menyebar ke wilayah lain di sekitarnya.
2. Teori tempat yang sentral (Central
Place Theory) oleh Walter Christaller.
Teori
ini dikembangkan di Jerman oleh seorang ahli geografi perwilayahan yang bernama
Walter Chrstaller.
Bila
ditinjau dari jenis-jenis pusat pelayanan ini, hierarki tempat yang sentral
dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1)
Tempat Sentral yang Berhierarki 3 (K=3)
Tempat
sentral berhierarki 3 merupakan tempat pusat pelayanan berupa pasar yang
senantiasa menyediakan barang-barang bagi daerah sekitarnya, atau sering
disebut sebagai kasus pasar optimal. Pengembangan wilayah tempat sentral yang
berhierarki 3 ini biasanya dasar pengembangannya adalah aktivitas-aktivitas ekonomi,
misalnya masalah produksi barang-barang, pendistribusian barang-barang atau
perdagangan yang mempertemukan antara penjual dan pembeli. Hal terpenting dari
tempat sentral yang berhierarki 3 ini adalah bahwa kasus pasar optimal ini
memiliki pengaruh 1/3 bagian dari wilayah tetangga di sekitarnya yang berbentuk
heksagonal atau segi enam, selain mempengaruhi wilayah itu sendiri.
2)
Tempat sentral yang berhierarki 4 (K=4)
Teori
tempat sentral yang berhierarki 4 adalah sama dengan teori tempat sentral yang
berhierarki 3 tetapi besar-kecilnya pengaruh kutub perkembangan (K) relative
lebih luas lagi, yaitu kurang lebih 50% dari wilayah yang ada disekitarnya.
Tempat sentral yang berhierarki 4 dinamakan situasi lalu lintas yang optimum,
artinya di daerah tersebut dan daerah-daerah sekitarnya yang terpengaruh tempat
sentral itu senantiasa memberikan kemungkinan rute lalu lintas yang paling
efisien.
3)
Tempat sentral yang berhierarki 7 (K=7)
Teori
sentral yang berhierarki 7 mempunyai pengaruh bagi daerah kutub perubahan
terhadap daerah disekitarnya jauh lebih besar. Hal ini karena selain didukung
dalam bentuk kegiatan ekonomi, juga didukung oleh pengendalian pada system
administrasi pemerintahan. Oleh sebab itu, dapat mempengaruhi daerah di
sekitarnya secara lebih luas lagi, yaitu sekitar 7/10 atau 0,7 dari daerah yang
ada di sekitarnya. Daerah-daerah yang mempunyai tipe perkembangan seperti ini
pada umumnya berkaitan dengan kutub pusat yang berfungsi sebagai pusat
pemerintahan bagi daerah sekitarnya. Istilah lain dari tempat sentral yang
berhierarki 7 dinamakan situasi administrasi yang optimum.
B. Kaitan Pusat Pertumbuhan dan
Pengaruh Wilayah Di Sekitarnya
Suatu pusat pertumbuhan akan
memberikan pengaruh pada wilayah sekitarnya. Beberapa pengaruh yang ada adalah
sebaga berikut:
- Pengaruh terhadap pemusatan dan persebaran sumber daya
Hadirnya pusat-pusat
pertumbuhanakan menarik jumlah tenaga kerja yang banyak, hal ini dapat dilihat
dari arus mobilitas dan migrasi penduduk dari desa ke kota maupun antar
provinsi. Arus migrasi penduduk dari pedesaan menuju kota besar maupun kota kecil
di Indonesia menunjukkan angka yang terus meningkat sejalan dengan pesatnya pertumbuhan
kota.
- Pengaruh terhadap perkembangan ekonomi
Terjadinya peluang kerja
di berbagai sector yang relative terbuka dan adanya gerakan arus barang akan
membawa dampak terhadap alat transportasi, perhubungan, perdagangan,
perkantoran, dan jasa.
- Pengaruh terhadap perubahan social budaya masyarakat
Semakin maraknya kemajuan
pusat-pusat pertumbuhan akan mempengaruhi kondisi social masyarakat. Pengaruh
kemajuan pusat pertumbuhan tersebut akan terlihat seperti berikut ini:
1)
Akan memotivasi masyarakat untuk berlomba memiliki
pengetahuan, ketrampilan dan kesiapan untuk menghadapi perubahan social budaya
;
2)
Akibat moblitas penduduk, baik yang melalui migrasi
maupun pertumbuhan alam dari berbagai latar belakang budaya, menyebabkan akan
terjadi akulturasi asimilas nilai budaya;
3)
Terbukanya arus informasi dan komunikasi akan mempercepat
pertumbuhan daeah tersebut;
4)
Terbukanya lapangan pekerjaan yang banyak dan luas akan
meningkatkan taraf hidup masyarakat secara otomatis, sehingga status social mereka
akan lebih baik.
5)
Melatih masyarakat untuk mengatur waktu, disiplin,
bersikap hemat, serta menyeleksi mana kebutuhan prime da sekunder supaya tidak
terpengaruh oleh tuntutan barang dan jasa yang berlebihan.
C. Pusat Pertumbuhan di Indonesia
BAPPENAS
membagi wilayah di Indonesia menjadi empat pusat petumbuhan, yaitu wilayah A
sampai D. Di masing-masing wilayah dibagi lagi menjadi beberapa wilayah
pembangunan. Pembagian tersebut dapat dilihat pada table berikut ini.
Adanya
pembagian wilayah seperti ini dapat bermanfaat untuk menjamin tercapainya
pembangunan yang serasi dan seimbang, baik antar sector di dalam wilayah
pembangunan maupun antar wilayah pembangunan itu sendiri. Prinsip perwilayahan
tersebut di atas juga diterapkan di dalam skala yang lebih kecil di dalam
provinsi-provinsi itu sendiri, dengan memperhatikan hubungan yang saling kait
mengkait antara kabupaten dan kecamatan dalam satuan wilayah administrasi yang
lebih kecil.
TABEL REGIONAL PETUMBUHAN DENGAN
WILAYAHNYA DI INDONESIA
NO
|
Regional
|
Pusat Pertumbuhan
|
Wilayah
|
Meliputi daerah-daerah
|
1.
|
A
|
Medan
|
I
|
Aceh, Sumut
Pusatnya di Medan
|
II
|
Sumbar, Riau, Kep. Riau
Pusatnya di Pekanbaru
|
|||
2.
|
B
|
Jakarta
|
III
|
Jambi, Sumsel, Bengkulu, Ba-pel
Pusatnya di Palembang
|
IV
|
Lampung, Jakarta, Jabar, Jateng, Banten, DI
Yogyakarta
Pusatnya di Jakarta
|
|||
V
|
Kalbar, Pusatnya di Pontianak
|
|||
3.
|
C
|
Surabaya
|
VI
|
Jatim, Bali
Pusatnya di Surabaya
|
VII
|
Kalteng, Kaltim, Kalsel
Pusatnya di Balikpapan dan Samarinda
|
|||
4.
|
D
|
Ujungpandang /
Makasar
|
VIII
|
NTB, NTT, Sulsel, Sultra
Pusatnya di Makasar
|
IX
|
Sulteng, Sulut, Gorontalo
Pusatnya di Manado
|
|||
X
|
Maluku, Maluku Utara, Papua (Irian Jaya)
Pusatnya di Sorong
|
PERWILAYAHAN NEGARA MAJU DAN
BERKEMBANG
A. Tahapan perkembangan
negara :
WW Rostow :
1. Tahapan masyarakat tradisional
a. masyarakatnya belum produktif
b. produktifitas ekonomi belum
masih rendah
c. sistim kerja turun – temurun
d. sistim ekonomi belum
berorientasi ke pasar
e. bekerja di sektor
pertanian
2. tahapan prakondisi lepas landas
a. menujuperubahan di segala
bidang
b. mengenal teknoplogi yang
produktif
c. mengenal lembaga keuangan
d. perekonomian bergerak maju
3. tahap lepas landas
a. usaha produksi yang sedang
dilakukan terus berkembang
b. pertumbuhan ekonomi makin
mantap
c. kegiatan industri lebih
dominan di dalam perttumbuhan ekonomi
d. pendapatan perkapita terus
meningkat
4. tahap gerak maju
a. pertumbuhan ekonomi
berlangsung terus menerus
b. penggunaan teknologi oleh
masyarakat makin tinggi
c. struktur ekonomi makin mantap
d. industri modern makin banyak
tumbuh dan berkembang
5. tahap konsumsi massa tinggi
daya beli masyarakat terhadap
kebutuhan pokok sudah sangat tinggi.
B. Indikator negara maju
dan negara berkembang
Parameter yang mudah untuk membedakan
antara negara maju dan berkembang adalah :
1. Tingkat ekonomi
2. mata pencaharian
3. penguasan teknologi
4. bidang kependudukan
PBB mengklaisfikasikan negar-negara berkembang
menjadi tiga kelompok
- negara terbelakang (44 negara paling miskin)
- negara yang sedang berkembang bukan pengekspor
minyak
- negara kaya yang merupakan pengekspor minyak
anggota OPEC
menurut Bank Dunia
Membagi 133 negara ke 4 kategori sesuai pendapatan
perkapitanya
- negara-negara berpendapat rendah = 785 $ US
- negara – negara berpendapatan menengah =
786-3.125 $ US
- negara-negara berpendapatan menengah tinggi =
3.126-9.655 $ US
- negara-negara berpendapatan tinggi = lebih darai
9.656 $ US
C. ciri –ciri negara maju
1. pendapatan negara berasal dari bidang industri
2. pendapatan per kapita tinggi
3. angka pertumbuhan penduduk kecil
4. angka kematian penduduk kecil
5. sebagian besar penduduknya tinggal di kota.
6. tingkat pendidikan tinggi
7. menguasai iptek
D. Ciri-ciri negara
berkembang
1. standar hidupnya rendah
2. produktivitas rendah
3. tingkat peretiumbuhan poenduduk tinggi.
4. Tingkat kebergantungan tinggi
5. kurangnya tenaga ahli
6. tingkat pengangguran tinggi dan bertambah
7. kebergantungan terhadap produksi pertanian dan
ekspor barang-barang primer
8. tingginya angkatan kerja di sektor pertanian
9. kurangnya teknologi dan modal
10. rendahnya tingkat tabungan
11. tingginya ekspor produk primer
12. kebergantungan kepada negara-negara maju
selain mempunyai kesamaan karakteristik juga
mempunyai keragaman karakteristik :
-
jumlah penduduk banyak dengan pendapatan kecil
-
latar belakang sejarah yang pernah dijajah
-
sumber daya manusia rendah tetapi SDA banyak.
-
Komposisi etnik dan agama dapat berpotensi konflik
-
Peran swasta dan pemerintah dalam dunia perekonomian.
Peran pemerintah dominan di Asia Selatan dan Afrika. Peran Swasta dominan di
Amerika Latin dan Asia Tenggara.
-
Struktur industri sektor pertanian
-
Kebergantungan pada negera-negara maju.
-
Ekspornya produk primer (bahan mentah)
Masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara
berkembang adalah :
-
mengatasi kemiskinan
-
mengatasi kesenjangan pembangunan antarwilayah
-
mengurangi tingkat pengangguran
-
mengatasi rendahnya tingkat pendidikan
-
mengatasi rendahnya gizi
-
memperluas kesempatan di bidang ekonomi dan sosial
-
membina keutuhan dan kesatuan sebagai negara bangsa
E. Model pengembangan
wilayah di negara maju dan berkembang
1. pengembangan wilayah di negara
maju
Pengembangan wilayah kota negara-negara
maju dilakukan atas dasar desentralisasi kota.
pola bentuk kota yang merupakan
tren pengembangan wilayah di masa depan dan sudah dirintis adalah :
a.
metropolis menyebar
terbentuk dengan mengembangkan
bagian kota yang paling jarang penduduknya. Bagian kota yang padat penduduknya
dibangun kembalai dengan mengurangi kepadatan penduduk sehingga kota metropolis
menyebar.
b.
metropolis galatika
terjadi dari permukiman kota yang
kecil-kecil berpenduduk padat, dipisahkan oleh kawasan pertanian yang jarang
atau tidak ada penduduknya. Kegiatan sosial ekonomi terpusat di berbagai
permukiman.
c.
metropolis memusat
terbentuk karena kegiatan sosial
ekonomi yang tinggi dengan kepadatan penduduk yang tinggi pula, terutama dipusatnya.
Banyak penduduk yang yang tinggal di apartemen atau rumah susun.
d.
metropolis bintang
terbentuk karena mempunyai inti
utama, dengan pola kepadatan penduduk membentuk bintang yang memanjang pada
beberapa bagian kota. Inti kota utama sebagai pusat kota dikelilingi oleh
banyak pusat kedua kedua yang terletak sepanjang lengan –lengan yang memanjang.
Lengan kepadatan penduduknya sedang.
e.
metropolis cincin
terbentuk dengan kepadatan
penduduk terletak di sekeliling tengah kota. Adapun daerah yang jarang
penduduknya terletak ditengah kota.
2. pengembangan wilayah di negara
berkembang
permasalahan utama dalam
pengembangan wilayah di negara berkembang adalah :
perumahan, prasarana, dan jasa.
Fenomena yang muncul di negara berkembang, adalah
:
a. munculnya
disparitas/kesenjangan pembangunan antarwilayah.
b. munculnyakota-kota dengan
wajah seram, semrawut dan tak tertata.
c. munculnya wilayah-wilayah yang
seolah-olah tak tersentuh proses pembangunan.
Permasalahan tersebut antar lain
karena harga tanah dan rumah mahal, sukar menjangkau lembaga keuangan, penduduk
miskin kota kurang berpartisipasi dalam berbagai proyek perencanaan dan
pelaksanaan perumahan, biaya yang kurang cukup dari pemerintah dalam program
investasi, standar dan kode pembangunan kurang lentufr, harga bahan bangunan
mahal.
F. Usaha pengembangan
wilayah di Indonesia
Pertimbangan utama usaha
pengembangan wilayah di suatu negara selalu memperhitungkan gerak manusia yang
berada di dalamnya. Indonesia merupakan
negara kepulauan, usaha pengembangan wilayah di Indonesia secara umum adalah
usaha pengembangan sarana transportasi antapulau, baik melalui pengangkutan
darat, air dan udara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar