Geografi/totok endrawan
Planet kedua adalah Venus. Planet ini memancarkan sinar paling terang oleh karena itu sering disebut Bintang Fajar atau Bintang Senja. Jika langit sedang cerah pada pagi atau senja, lihatlah ke arah matahari terbit (pada pagi hari) atau tenggelam (pada sore hari), akan terlihat seolah bintang yang cemerlang. Cahaya planet berasal dari cahaya matahari yang dipantulkannya. Venus dapat terlihat lebih terang dibanding planet lainnya karena Venus memiliki atmosfir berupa awan tebal berwarna putih. Atmosfir inilah yang memantulkan cahaya matahari sehingga terlihat berkilau oleh manusia di bumi.
Venus adalah planet yang paling dekat dengan bumi. Ukurannya pun hampir sama dengan bumi hanya lebih kecil sedikit. Diameternya kira-kira 12100 kilometer (bumi memiliki diameter 12755 kilometer).
Venus berotasi sangat lambat. Satu putaran rotasi membutuhkan waktu 243 hari. Sebaliknya Venus masa orbital cukup cepat yakni 225 hari. Jadi di Venus 1 tahun Venus lebih cepat dari pada 1 hari Venus
Bumi adalah planet ketiga. Di sinilah kita manusia hidup. Untuk lingkup tata surya sudah dapat dipastikan hanya di bumi sajalah terdapat kehidupan yang sangat berkembang.
Sebagian besar permukaan bumi berupa lautan yakni 70% dari seluruh permukaan. Sisanya adalah daratan yang tersusun dari dataran, gunung dan lembah. Bumi dilingkupi oleh atmosfer. Sebagian besar atmosfer bumi terdiri dari gas Nitrogen (4/5 bagian), sisanya (1/5 bagian) berupa gas Oksigen. Terdapat pula gas-gas lain tetapi kadarnya sangat kecil.
Walaupun bumi adalah tempat hidup manusia, banyak hal tentang bumi yang belum diketahui. Rahasia-rahasia yang terkandung di dalam perut bumi dan dari dasar samudra masih banyak yang belum terungkap. umur bumi diperkirakan sudah mencapai 4,5 milyar tahun. Umur bumi sudah sangat tua tetapi menurut ukuran jagat raya umur tersebut masih tergolong muda. Bumi memiliki sebuah satelit yakni bulan. Bulan bergerak mengelilingi bumi, dan waktu yang dibutuhkan untuk satu putaran adalah 29,5 hari. Kita dapat melihat dengan jelas bulan pada malam hari karena bulan memancarkan cahaya. Bulan seperti juga planet tidak menghasilkan cahaya sendiri, cahaya tersebut berasal dari matahari yang dipantulkan oleh bulan/planet.
Mars
Planet Mars disebut juga planet Merah karena memang terlihat bercahaya merah dari bumi. Warna merah tersebut disebabkan oleh karena permukaan planet Mars diselimuti debu merah karat. Dandingkan dengan bumi, ukuran Mars hanya separuh dari ukuran bumi. Tetapi Mars memiliki 2 satelit yaitu Phobos dan Deimos sedangkan bumi cuma satu.
Semula orang mengira ada kehidupan di Planet Mars. Untuk membuktikan dugaan ini, Amerika Serikat meluncurkan 2 pesawat Viking yang kemudian mendarat di Mars pada tahun 1976. Pesawat ini membawa contoh tanah dari Mars. Tetapi sayangnya dari hasil penelitian atas contoh tanah tersebut tidak ditemukan cukup bukti yang mendukung adanya kehidupan di Mars.
Lama rotasi Mars adalah 25 jam (bandingkan dengan bumi yang 24 jam) dan masa orbitalnya adalah 687 hari.
Jupiter
Planet di urutan ke-lima adalah Jupiter. Jupiter adalah planet terbesar di tata surya kita. Garis tengahnya mencapai 11 kali garis tengah bumi. Jika Jupiter kita bayangkan sebagai sebuah wadah kosong, maka Jupiter dapat menampung 1310 buah planet bumi. Tetapi tidak sebanding dengan ukurannya, berat Jupiter hanya 2 ½ kali dari planet bumi. Planet ini ternyata tidak padat, tetapi lembek seperti bubur. Permukaannya berupa gas helium dan hidrogen cair yang terbungkus awan yang bergolak.
Jupiter berputar pada porosnya sangat cepat (rotasi). Hanya dibutuhkan waktu 10 jam ! Dan ini adalah rotasi tercepat di tata surya. Jika dihitung kecepatan rotasi Jupiter adalah 35400 km/jam sedangkan bumi 1610 km/jam. Tetapi untuk mengelilingi matahari (orbital), Jupiter membutuhkan waktu jauh lebih lama yakni 12 tahun
Jupiter memiliki banyak sekali satelit yakni 16 buah. Empat buah satelit berukuran besar dan diberi nama : Ganymede (satelit terbesar di tata surya), Callisto, Europe dan Io. Dua belas satelit lainnya berukuran kecil dan diberi nama : Almathea, Himalia, Elara, Pasiphae, Sinope, Lysithea, Carme, Ananke, Leda (terkecil), Thebe, Adrastea dan Metis.
Saturnus
Planet ke-enam tata surya ini sangat unik. Saturnus memiliki cincin-cincin yang mengitarinya. Cincin-cincin tersebut tidak lain dari potongan jutaan es yang mengelilingi Saturnus.
Saturnus adalah planet kedua terbesar di tata surya. Diameternya adalah 120.660 km atau 9 kali diameter bumi. Lama putaran rotasinya adalah 10 jam 14 menit (tercepat kedua setelah Jupiter) sedangkan masa orbitalnya 29.5 tahun. Saturnus memiliki satelit paling banyak yakni 19 buah satelit. (Satelit yang terbesar adalah Titan, sedangkan satelit lainnya adalah : Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, Rhea, Hypherion, Iapetur, Phobe, Janus, Epimethius, Telesto, Calypso, Atlas, Pandora, Helene, Prometheus dan Pan. Satu satelit lagi belum diberi nama
Uranus
Planet ke-tujuh ini merupakan planet yang terdiri dari gas! Bukan dari tanah padat seperti di bumi. Keadaan di Uranus dingin dan beku. Suhu di permukaannya berkisar antara -233°C sampai 213°C . Gas utama pada udara Uranus adalah Hidrogen, kemudian diikuti methana dan Helium.
Seperti Saturnus, Uranus ternyata memiliki cincin. Tetapi berbeda dengan cincin yang terdapat di Saturnus, cincin Uranus tipis dan sampai sekarang telah ditemukan 9 lapis cincin Uranus.
Masa orbital Uranus adalah 84 tahun. Waktu rotasi Uranus adalah 15 ½ jam. Arah rotasi Uranus berlawanan dengan arah rotasi bumi. Uniknya lagi Uranus berotasi pada sisinya seperti sebuah gasing yang rebah. Akibatnya satu sisi planet terus-menerus mengalami siang selama 42 tahun, sedangkan sisi lainnya terus-menerus mengalami malam selama 42 tahun.
Uranus paling tidak memiliki 15 satelit. Dua yang terbesar adalah Oberon dan Titania. Satelit terbesar adalah Oberon dan terkecil adalah Miranda.
Neptunus
Pluto
HAKIKAT GEOGRAFI
A. Batasan Geografi.
Orang yang
pertama kali memunculkan istilah geografi adalah ERATOSTHENES (276-196 SM) Kata
geografi berasal dari kata yunani, yaitu geo berarti bumi, dan grafi
(graphien) yang berarti pencitraan atau gambaran atau pelukisan. Jadi,
secara etimologi geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan atau
menggambarkan bumi.
Perumusan
definisi geografi mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan kemajuan
peradaban manusia dalam memandang bumi. Batasan dari beberapa pakar geografi
tidak sama. Hal ini disebabkan bidang kajian geografi sangat luas, yang
mencakup aspek fisik, aspek manusia, serta keterkaitan antara manusia dengan
lingkungannya. Demikian juga minat, perhatian, dan keluasan wawasan berpikir
tiap-tiap ahli terhadap aspek-aspek tertentu.
Geografi
adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan
sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan (seminar
lokakarya IGI, 1988 di IKIP Semarang)
B.
Ruang Lingkup Geografi
Ruang
lingkup geografi itu sangat luas, mencakup sfera bumi yaitu atmosfer,
hidrosfer, litosfer, dan antroposfer, sehingga untuk mempelajari
geografi secara keseluruhan dan sama tingkat pendalamannya boleh dikatakan
tidak mungkin dilakukan satu orang. Dengan kata lain, tidak seorangpun mampu
menguasai semua bidang ilmu tentang sfera bumi sama kuatnya.
Oleh sebab
itu, bagi setiap individu yang ingin mendalami geografi, harus menentukan
spesialisasi dari sebagian atau beberapa bagian cakupan ilmu geografi. Meskipun
ada pengkhususan dalam geografi, konsep pemikiran yang digunakan tetap satu
yaitu keruangan dari fenomena geosfer.
C.
Objek Studi Geografi
Sebagai
ilmu pengetahuan, geografi mempunyai dua objek kajian, yaitu objek material
dan objek formal.
1.
Objek Material
Objek
material adalah sasaran atau isi kajian geografi. Objek material yang dikaji
dalam geografi adalah geosfer yang meliputi lima sphere, yaitu atmosfer,
hidrosfer, litosfer, biosfer dan antroposfer.
Geosfer adalah sfera (sphere) atau lapisan yang
tedapat pada bumi.
Kelima sphere dalam geosfer, yaitu :
a.
Litosfer, adalah
lapisan kulit bumi atau kerak bumi;
b.
Atmosfer, adalah
lapisan udara yang menyelimuti bumi;
c.
Hidrosfer, adalah
lapisan air dimuka bumi;
d.
Biosfer, adalah
kehidupan dibumi baik flora maupun fauna;
e.
Antroposfer,
adalah manusia dibumi.
2.
Objek Formal
Objek
Formal adalah metode, pendekatan, atau cara pandang yang digunakan untuk
mengkaji suatu masalah. Ada semacam kesepakatan yang sampai sekarang masih
berlaku, yaitu bahwa penciri ilmu utama geografi yang dapat membedakan dengan
ilmu lainnya adalah objek formal. Objek formal geografi adalah cara pandang
atau cara berfikir terhadap suatu gejala dipermukaan bumi baik yang bersifat
fisik maupun social dengan sudut pandang keruangan (special).
D.
Prinsip Geografi
Dalam
menelaah gejala dan masalah, baik yang menyangkut aspek fisik manusia dan
hubungan timbal balik antara fisik dan manusia, geografi mempunyai beberapa
prinsip.
1. Prinsip Penyebaran
Gejala dan
masalah fisik dan manusia tersebar dalam ruang dimuka bumi. Persebaran fenomena
tidakmereta antara satu wilayah dengan wilayah lain. Permasalahan yang sama
tetapi berbeda ruangnya tentu akan memiliki karateristik yang berbeda pula,
sehingga memerlukan alternatif penaganan dan pemecahan masalah yang berbeda
pula.
2. Prinsip Interrelasi
Hubungan
antarfenomena. Prinsip ini memungkinkan adanya hubungan berpengaruh antara dua
gejala atau lebih didalam suatu wilayah tertentu. Gejala geografis selalu
terkait antara aspek yang satu dengan yang lain sehingga menentukan
karateristik permasalahan suatu wilayah, seperti daerah yang subur padat
penduduknya, pertambahan penduduk yang cepat dapat menimbulkan pengangguran,
penduduk yang tingkat pendidikannya rendah biasanya relatif mempunyai anggota
keluarga yang jumlahnya banyak.
3. Prinsip Deskripsi
Berguina
untuk memberikan gambaran atau pemaparan lebih lengkap tentang fenomena dan
masalah yang dipelajari. Keterkaitan antar berbagai aspek fisik dan manusia
dapat dideskripsikan dengan fakta, gejala, dan masalah sebab akibat, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif dengan bantuan peta, foto udara, grafik,
dan diagram.
4. Prinsip Korologi
Prinsip
ini merupakan perpaduan (komprehensip) antara prinsip-prinsip penyebaran,
interrelasi, dan deskripsi. Gejala, fakta, aspek fisik, dan manusia (social)
ditinjau persebarannya, interrelasinya, dan interaksinya dalam keruangan. Ruang
memberikan karateristik dan kesatuan gejala, kesatuan fungsi, dan kesatuan
bentuk. Tampak pula bahwa gejala, fakta, problema, proses, hubungan sebab
akibat, dan fungsi menjadi inti dari lingkup geografi.
E.
Pendekatan Geografi
Objek kajian juga dipelajari oleh
disiplin ilmu lain, perbedaannya adalah pendekatan atau cara pandang yang
digunakan. Dalam geografi kita mengenal tiga pendekatan (analisis), yaitu :
1.
Pendekatan Keruangan/ Spasial
Pendekatan
atau analisis keruangan mengkaji variable atau rangkaian variable yang berbeda
dari suatu tempat ke tempat lainnya. Kemudian dikaji, factor apa yang
mempengaruhi pola distribusi keruangan dan biasanya terjadi keterkaitan antar
aspek fisik seperti keterkaitan antara jenis tanah dan vegetasi. Keterkaitan
antara aspek fisik dan social seperti antara bentuk lahan dengan permukiman,
dan bentuk lahan dengan transportasi. Keterkaitan antara sesame aspek social
seperti jarak rumah, dan jalan dengan nilai tanah.
2.
Pendekatan Kelingkungan / Ekologikal
Pendekatan
atau analisis kelingkungan mengkaji antara variable manusia dengan
lingkungannya pada suatu wilayah tertentu. Misalnya, keterkaitan antara tingkat
erosi pada suatu daerah aliran sungai (DAS), pengelolaan tanaman, pengelolaan
lahan, dan pola bercocok tanam petani di suatu daerah.
3.
Pendekatan Kewilayahan
Pendekatan
kewilayahan merupakan perpaduan antara pendekatan keruangan dan kelingkungan.
Pada awalnya, unit-unit kewilayahan (kawasan) diidentifikasi melalui
diferensiasi areal, berikutnya dievaluasi keterkaitan antar wilayah dipermukaan
bumi memilik karateristik yang khas yang dapat dibedakan dengan wilayah
lainnya.
F. Konsep Esensial dalam
Geografi
Konsep esensial dalam geografi, antara lain, sebagai
berikut.
1. Konsep Lokasi
Konsep lokasi atau letak merupakan konsep
utama dan menjadi cirri khusus ilmu atau penmgetahuan geografi. Lokasi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu lokasi absolut dan lokasi relative.
Lokasi absolut bersifat tetap meskipun kondisi tempat yang bersangkutan
terhadap sekitarnya berubah, contohnya letak astronomi.
Lokasi
relatif adalah lokasi yang dilihat dari objek-objek lain disekitarnya. Lokasi
relatif lebih penting artinya lebih banyak dikaji dalam geografi serta biasa
disebut sebagai letak geografis. Lokasi ini berubah-ubah berkaitan dengan
keadaan sekitarnya.
2. Konsep Jarak
Dalam
geografi dikenal tiga macam jarak, yaitu jarak geometrik, jarak waktu, dan
jarak ekonomi. Jarak geometric berhubungan dengan suatu panjang (meter,
kilometer, mil, dan lain-lain). Jarak waktu berkaitan dengan satuan waktu
seperti menit, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun, sedangkan jarak ekonomi
berhubungan dengan biaya transportasi. Bagaimanakah keterkaitan ketiga jarak
tersebut ?
3. Konsep Keterjangkauan (Accessibility)
Keterjangkauan
tidak selalu berkaitan dengan jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kondisi
medan dan ada tidaknya sarana transportasi dan komunikasi. Tempat-tempat yang
keterjangkauannya sangat rendah, sulit mencapai kemajuan.
4. Konsep Pola
Pola
berkaitan dengan susunan, bentuk, atau persebaran fenomena dalam ruang muka
bumi, baik yang bersifat alami seperti pola aliran sungai, pola curah hujan dan
pola persebaran vegetasi, maupun fenomena social seperti pola pemukiman, pola
persebaran penduduk, dan pola mata pencaharian.
5. Konsep Morfologi
Morfologi
menggambarkan perwujudan daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau
penurunan serta erosi dan sendimentasi sehingga ada yang berbentuk pulau besar,
pulau kecil, daratan luas yang berpegunungan dengan lereng-lereng tererosi,
lembah-lembah dan daratan aluvialnya. Morfologi juga menyangkut bentuk lahan
yang berkaitan dengan erosi dan pengedapan, penggunaan lahan, tebal tanah, ketersediaan
air, serta jenis vegetasi yang dominan.
6. Konsep Aglomerasi (Menggerombol)
Aglomerasi
merupakan kecenderungan persebaran yang bersifat mengelompok pada wilayah
kecenderungan persebaran yang bersifat mengelompok pada wilayah yang relative
sempit yang paling menguntungkan. Pada masyarakat kota, penduduk cenderung
tinggal berkelompok pada tingkat yang sejenis sehingga timbul daerah mewah,
daerah kumuh, dan daerah campuran. Pada masyarakata desa (agraris), penduduk
cenderung mengelompok pada tanah datar dan subur, dan membentuk pedukuhan atau
pedesaan.
7. Konsep Kegunaan
Nilai
kegunaan fenomena atau sumber-sumber dimuka bumi bersifat relative, tidak sama
bagi setiap orang atau golongan penduduk. Misalnya, orang yang dating ke candi
Borobudur, ada yang untuk beribadah, ada yang untuk melakukan penelitian
sejarah, tetapi ada pula yang hanya untuk rekreasi.
8. Konsep Interaksi dan Interdependensi
Interaksi
merupakan peristiwa saling mempengaruhi antara objek satu dengan yang lainnya.
Hubungan atau interaksi antara dua objek atau lebih dapat meningkat menjadi
saling ketergantungan (interdependensi). Misalnya, kegiatan pertanian
menunjukan terjadinya interaksi antara petani dan lahan. Petani memerlukan
lahan tersebut untuk memperoleh bahan pangan, sedangkan lahan tersebut
memerlukan dukungan petani untuk memberi pupuk agar tetap subur.
9. Konsep diferensiasi Areal
Adanya
fenomena yang berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Contoh fenomena yang
berbeda dari satu tempat dengan tempat yang lain menyangkut jarak yang dekat,
sedang, atau jauh dari jalan; perumahan yang padat, sedang, atau jarang; harga
tanah yang murah, sedang, atau mahal; pendapatan penduduk yang tinggi, sedang,
atau rendah. Diferensiasi areal dapat mendorong interaksi antar tempat atau
antar desa dalam bentuk mobilisasi penduduk dan pertukaran barang atau jasa.
10. Konsep keterkaitan Keruangan
Kekhususan
wilayah mendorong berbagai bentuk kerja sama atau saling menukar jasa dengan
wilayah lain, misalnya, mendorong adanya interaksi berupa pertukaran manusia,
barang dan budaya. Oleh sebab itu, lokasi sentral akan banyak membawa kemajuan.
Sebaliknya, lokasi periferis akan mengakibatkan terjadinya isolasi, yaitu
keterpencilan dan kemunduran.
Keterkaitan keruangan yang lain, misalnya, tentang derajat
keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena yang lain di suatu tempat
atau ruang, seperti lumut akan tumbuh ditempat yang teduh dan lembab sedangkan
alang-alang tumbuh ditempat terbuka yang mendapat sinar dan tidak ditanami.
G. Struktur Geografi
Filsafat
|
Geomorfologi
|
||||||
Hidrologi
|
|||||||
Fisikal
|
-
|
Klimatologi
|
|||||
Pedologi
|
|||||||
Dll
|
|||||||
Sistematik
|
|||||||
Geografi ekonomi
|
|||||||
Geografi penduduk
|
|||||||
Manusia
|
-
|
Geografi pedesaan
|
|||||
Geografi perkotaan
|
|||||||
Geografi kemasyarakatan
|
|||||||
dll
|
|||||||
Geografi
|
|||||||
Geografi daerah tropika
|
|||||||
Geografi Daerah sub tropika
|
|||||||
Zona
|
-
|
Geografi Daerah arid
|
|||||
Regional
|
Geografi Daerah kutub
|
||||||
Dll
|
|||||||
Geografi Asia Tenggara
|
|||||||
Geografi Amerika Latin
|
|||||||
Kultur
|
-
|
Geografi Eropa Barat
|
|||||
Dll
|
|||||||
Kartografi
|
|||||||
Teknik
|
Penginderaan jauh
|
||||||
Metode penelitian
kuantitatif dalam geografi
|
|||||||
dll
|
|||||||
ALAM SEMESTA
A. Galaksi 120
Dalam ilmu astronomi galaksi
diartikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari bintang-bintang, gas dan debu
yang amat luas, anggotanya mempunyai gaya tarik menarik (gravitasi).
Menurut
morfologinya, galaksi dibagi menjadi 3 tipe, yaitu: tipe galaksi spiral,
galaksi elips, dan galaksi tak-beraturan. Pembagian tipe ini berdasarkan bentuk
/ penampakan galaksi-galaksi tersebut. Galaksi-galaksi yang diamati dan
dipelajari oleh para astronom sejauh ini terdiri dari sekitar 75% galaksi
spiral, 20% galaksi elips, dan 5% galaksi tak beraturan. Namun ini bukan
berarti galaksi spiral adalah galaksi yang paling banyak terdapat di alam
semesta ini.
Sesungguhnya
yang paling banyak terdapat di alam semesta ini adalah galaksi elips. Jika kita
mengambil volume ruang angkasa yang sama, kita akan menemukan lebih banyak
galaksi elips daripada galaksi spiral. Hanya saja galaksi tipe ini banyak yang
amat redup, sehingga amat sulit untuk diamati.
1.
Spiral
Galaksi
spiral merupakan tipe yang paling umum dikenal orang. Mungkin karena bentuk
spiralnya yang indah itu. Jika kita mendengar kata galaksi, biasanya yang
terbayang adalah galaksi tipe ini. Galaksi kita termasuk galaksi spiral.
Bagian-bagian utama galaksi spiral adalah halo, bidang galaksi (termasuk lengan
spiral), dan bulge (bagian pusat galaksi yang menonjol). Anggota galaksi spiral
adalah bintang-bintang muda dan tua. Bintang-bintang tua terdapat pada
gugus-gugus bola yang tersebar menyelimuti galaksi.
Gugus bola
adalah kumpulan bintang-bintang yang berjumlah puluhan sampai ratusan ribu
bintang yang lahir bersama-sama, mengumpul berbentuk bola. Gugus-gugus bola
inilah yang membentuk halo bersama sama dengan bintang-bintang yang tidak
terdapat di bidang galaksi. Bintang-bintang muda terdapat di lengan spiral
galaksi yang berada di bidang galaksi. Bintang-bintang muda ini masih banyak
diselimuti materi antar bintang, yaitu bahan yang membentuk bintang itu. Bulge
pada galaksi spiral adalah bagian yang paling padat. Pada Bima Sakti, pusat
galaksi terletak di arah Rasi Sagittarius, tetapi kita tidak dapat mengamatinya
dengan mudah, karena materi antar bintang banyak menyerap cahaya yang berasal
dari pusat galaksi itu.
Galaksi
spiral berotasi dengan kecepatan yang jauh lebih besar dari galaksi elips.
Kecepatan rotasinya yang besar itulah yang menyebabkan galaksi ini memipih dan
membentuk bidang galaksi. Besar kecilnya kecepatan rotasi pada galaksi spiral
ini bergantung pada massa galaksi tersebut. Kecepatan rotasi tiap bagian
galaksi spiral sendiri tidaklah sama. Semakin ke arah pusat galaksi, kecepatan rotasinya
semakin besar. Contoh lain galaksi spiral selain dari Bima Sakti adalah galaksi
Andromeda.
Andai saja
kita bisa melihat galaksi Bima Sakti dari luar, kita akan melihatnya seperti
bentuk galaksi Andromeda ini. Ukuran galaksi Andromeda ini sedikit lebih besar
dari Bima Sakti. Galaksi Andromeda bersama-sama dengan Bima Sakti termasuk
galaksi spiral raksasa. Jarak galaksi Andromeda ini sekitar 2,5 juta tahun
cahaya. Untuk mengarungi jarak sejauh itu, cahaya memerlukan waktu 2,5 juta
tahun. Ini berarti cahaya yang kita terima dari galaksi ini adalah cahaya yang
dikirimnya 2,5 juta tahun yang lalu yang menggambarkan keadaan galaksi tersebut
pada waktu itu.
Jarak yang
merentang antara Bima Sakti dan Andromeda sejauh 2,5 juta tahun cahaya itu
dalam ukuran astronomi masih terhitung dekat. Jarak ke galaksi-galaksi lainnya
jauh lebih fantastis. Bahkan ada yang sampai milyaran tahun cahaya.
2. Elips
Sesuai dengan
namanya, penampakan galaksi ini seperti elips. Tapi bentuk yang sebenarnya
tidak kita ketahui dengan pasti, karena kita tahu apakah arah pandang kita dari
depan, samping, atau atas dari galaksi tersebut. Yang termasuk tipe galaksi ini
adalah mulai dari galaksi yang berbentuk bundar sampai galaksi yang berbentuk
bola pepat. Struktur galaksi tipe ini tidak terlihat dengan jelas. Galaksi
elips sangat sedikit mengandung materi antar bintang , dan anggotanya adalah
bintang-bintang tua. Contoh galaksi tipe ini adalah galaksi M87, yaitu
galaksi elips raksasa yang terdapat di Rasi Virgo.
3. Tak beraturan
Galaksi tak
beraturan adalah tipe galaksi yang tidak simetri dan tidak memiliki bentuk
khusus, tidak seperti dua tipe galaksi yang lainnya. Anggota dari galaksi tipe
ini terdiri dari bintang-bintang tua dan muda. Contoh dari galaksi tipe ini
adalah Awan Magellan Besar dan Awan Magellan Kecil, dua buah galaksi tetangga
terdekat Bima Sakti, yang hanya berjarak sekitar 180.000 tahun cahaya dari Bima
Sakti. Galaksi tak beraturan ini banyak mengandung materi antar bintang yang
terdiri dari gas dan debu-debu.
Spiral Elips
Tak beraturan
B. Galaksi Bima Sakti
Galaksi kita termasuk galaksi spiral dan
berbentuk seperti cakram, garis tengahnya kira-kira 100.000 tahun cahaya
(30.600 pc). Bintang yang lebih tua ditemukan di pusat tonjolan dengan
ketebalan 20.000 tahun cahaya (6.100 pc). Bintang yang lebih muda ditemukan di
lengan spiral. Pusat galaksi berada dalam gugusan bintang sagitarius. Kutub utaranya
di Coma Berenices, Kutub selatanya di Sculptor. Matahari ada di sudut dalam
lengan spiral CarinaCygnus kira-kira 32.000 tahun cahaya (9.800 pc) dari pusat
galaksi. Diperkirakan galaksi berumur 12-14 biliun tahun dan terdiri dari 100
biliun bintang.
Istilah tahun
cahaya menggambarkan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu satu tahun.
Dengan kecepatan 300.000 km/s, dalam waktu satu tahun cahaya akan menempuh
jarak sekitar 9,5 juta juta kilometer. Jadi satu tahun cahaya adalah 9,5 juta
juta km. Ini berarti garis tengah galaksi kita sekitar 100.000 x 9,5 juta juta
km, atau 950 ribu juta juta km (950 diikuti oleh 15 buah nol di belakangnya).
Untuk memudahkan perhitungan, maka digunakan satuan jarak yaitu tahun cahaya.
Dengan satuan ini, tebal bagian pusat galaksi kita sekitar 10.000 tahun cahaya.
Matahari
terletak sekitar 30.000 tahun cahaya dari pusat Bima Sakti. Matahari bukanlah
bintang yang istimewa, tetapi hanyalah salah satu dari 200 milyar buah bintang
anggota Bima Sakti. Bintang bintang anggota Bima Sakti ini tersebar dengan
jarak dari satu bintang ke bintang lain berkisar 4 sampai 10 tahun cahaya.
Bintang terdekat dengan matahari adalah Proxima Centauri (anggota dari sistem
tiga bintang: Alpha Centauri), yang berjarak 4,23 tahun cahaya. Semakin ke arah
pusat galaksi, jarak antar bintang semakin dekat, atau dengan kata lain
kerapatan galaksi ke arah pusat semakin besar.
Bima Sakti
bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di alam semesta ini. Dalam alam semesta,
ada begitu banyak sistem seperti ini, yang mengisi setiap sudut langit sampai
batas yang bisa dicapai oleh telekop yang paling besar. Jumlah keseluruhan
galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop berdiameter 500 cm di Mt. Palomar
mungkin sampai kira-kira satu milyar buah galaksi. Maka tidak salah jika kita
mengira bahwa jika kita mempunyai teleskop yang lebih besar, kita akan dapat
melihat jauh lebih banyak lagi.
Sebelum kita
memiliki metode pengukuran jarak yang cukup baik, para astronom mengira Bima
Sakti adalah keseluruhan dari alam semesta. Bercak-bercak cahaya yang tampak di
langit pada mulanya diklasifikasikan sebagai nebula (kabut), yang juga adalah
anggota Bima Sakti. Pada waktu itu, dikenal ada dua macam nebula, yaitu nebula
gas dan nebula spiral. Adalah Harlow Shapley dan George Ellery Hale,
dua orang astronom yang amat berjasa membangun pengertian kita tentang galaksi.
Shapley inilah yang mengembangankan metode untuk mengukur jarak yang diterapkan
untuk mengukur diameter Bima Sakti.
Sedangkan
Hale amat besar perannya dalam pengembangan teleskop-teleskop besar, yang
digunakan untuk pengamatan bintang-bintang dan nebula. Atas jasa mereka
sekarang kita tahu bahwa yang semula disebut nebula spiral itu adalah galaksi
yang juga seperti Bima Sakti, terdiri dari ratusan juta sampai milyaran
bintang, dan berada amat jauh dari kita, jauh di luar Bima Sakti. Dan melalui
jalan yang telah mereka rintis, kita menyadari bahwa Bima Sakti hanyalah satu
dari begitu banyak galaksi-galaksi yang bertebaran di alam semesta yang maha
luas ini.
C. Tata Surya
Matahari
Matahari
adalah pusat dari tata surya. Ukuran jari-jari matahari adalah 696.000 km. Atau
109 kali lebih besar dari jari-jari bumi.
Jarak matahari dan bumi adalah
sekitar 150 juta kilometer. Walaupun jaraknya jauh, panas yang berasal
dari matahari masih dapat kita rasakan.
Suhu di permukaan matahari mencapai 6000°C. Oleh karena itu di
dalam matahari tidak ada benda padat. Semuanya berupa gas.
Merkurius
Merkurius
adalah planet terdekat dengan matahari. Jaraknya dari matahari adalah sekitar
57 juta kilometer. Karena dekatnya dengan matahari, maka suhu di sana sangat
panas pada siang hari yakni sekitar 427°C. Tetapi pada malam hari
suhunya menjadi sangat dingin bisa mencapai -178°C.
Sedangkan jaraknya dengan bumi 92 juta kilometer.
Semua planet berputar pada sumbunya. Perputaran itu disebut rotasi. Merkurius berputar lambat, satu putaran membutuhkan 58,6 hari. Selain berputar pada sumbunya semua planet bergerak mengelilingi matahari.(orbital). Berbeda dengan gerakan rotasinya yang lambat, masa orbital Merkurius tergolong cepat yakni hanya membutuhkan 88 hari. Bandingkan dengan bumi yang membutuhkan waktu satu tahun (365,25 hari).
Merkurius adalah planet terkecil setelah Pluto. Ukurannya hanya 27% dari ukuran bumi. Permukaan Merkurius benjol-benjol mirip dengan permukaan bulan. Benjolan-benjolan itu muncul sebagai akibat benturan dengan meteor.
Semua planet berputar pada sumbunya. Perputaran itu disebut rotasi. Merkurius berputar lambat, satu putaran membutuhkan 58,6 hari. Selain berputar pada sumbunya semua planet bergerak mengelilingi matahari.(orbital). Berbeda dengan gerakan rotasinya yang lambat, masa orbital Merkurius tergolong cepat yakni hanya membutuhkan 88 hari. Bandingkan dengan bumi yang membutuhkan waktu satu tahun (365,25 hari).
Merkurius adalah planet terkecil setelah Pluto. Ukurannya hanya 27% dari ukuran bumi. Permukaan Merkurius benjol-benjol mirip dengan permukaan bulan. Benjolan-benjolan itu muncul sebagai akibat benturan dengan meteor.
Venus
Planet kedua adalah Venus. Planet ini memancarkan sinar paling terang oleh karena itu sering disebut Bintang Fajar atau Bintang Senja. Jika langit sedang cerah pada pagi atau senja, lihatlah ke arah matahari terbit (pada pagi hari) atau tenggelam (pada sore hari), akan terlihat seolah bintang yang cemerlang. Cahaya planet berasal dari cahaya matahari yang dipantulkannya. Venus dapat terlihat lebih terang dibanding planet lainnya karena Venus memiliki atmosfir berupa awan tebal berwarna putih. Atmosfir inilah yang memantulkan cahaya matahari sehingga terlihat berkilau oleh manusia di bumi.
Venus adalah planet yang paling dekat dengan bumi. Ukurannya pun hampir sama dengan bumi hanya lebih kecil sedikit. Diameternya kira-kira 12100 kilometer (bumi memiliki diameter 12755 kilometer).
Venus berotasi sangat lambat. Satu putaran rotasi membutuhkan waktu 243 hari. Sebaliknya Venus masa orbital cukup cepat yakni 225 hari. Jadi di Venus 1 tahun Venus lebih cepat dari pada 1 hari Venus
Bumi
Bumi adalah planet ketiga. Di sinilah kita manusia hidup. Untuk lingkup tata surya sudah dapat dipastikan hanya di bumi sajalah terdapat kehidupan yang sangat berkembang.
Sebagian besar permukaan bumi berupa lautan yakni 70% dari seluruh permukaan. Sisanya adalah daratan yang tersusun dari dataran, gunung dan lembah. Bumi dilingkupi oleh atmosfer. Sebagian besar atmosfer bumi terdiri dari gas Nitrogen (4/5 bagian), sisanya (1/5 bagian) berupa gas Oksigen. Terdapat pula gas-gas lain tetapi kadarnya sangat kecil.
Walaupun bumi adalah tempat hidup manusia, banyak hal tentang bumi yang belum diketahui. Rahasia-rahasia yang terkandung di dalam perut bumi dan dari dasar samudra masih banyak yang belum terungkap. umur bumi diperkirakan sudah mencapai 4,5 milyar tahun. Umur bumi sudah sangat tua tetapi menurut ukuran jagat raya umur tersebut masih tergolong muda. Bumi memiliki sebuah satelit yakni bulan. Bulan bergerak mengelilingi bumi, dan waktu yang dibutuhkan untuk satu putaran adalah 29,5 hari. Kita dapat melihat dengan jelas bulan pada malam hari karena bulan memancarkan cahaya. Bulan seperti juga planet tidak menghasilkan cahaya sendiri, cahaya tersebut berasal dari matahari yang dipantulkan oleh bulan/planet.
Mars
Planet Mars disebut juga planet Merah karena memang terlihat bercahaya merah dari bumi. Warna merah tersebut disebabkan oleh karena permukaan planet Mars diselimuti debu merah karat. Dandingkan dengan bumi, ukuran Mars hanya separuh dari ukuran bumi. Tetapi Mars memiliki 2 satelit yaitu Phobos dan Deimos sedangkan bumi cuma satu.
Semula orang mengira ada kehidupan di Planet Mars. Untuk membuktikan dugaan ini, Amerika Serikat meluncurkan 2 pesawat Viking yang kemudian mendarat di Mars pada tahun 1976. Pesawat ini membawa contoh tanah dari Mars. Tetapi sayangnya dari hasil penelitian atas contoh tanah tersebut tidak ditemukan cukup bukti yang mendukung adanya kehidupan di Mars.
Lama rotasi Mars adalah 25 jam (bandingkan dengan bumi yang 24 jam) dan masa orbitalnya adalah 687 hari.
Jupiter
Planet di urutan ke-lima adalah Jupiter. Jupiter adalah planet terbesar di tata surya kita. Garis tengahnya mencapai 11 kali garis tengah bumi. Jika Jupiter kita bayangkan sebagai sebuah wadah kosong, maka Jupiter dapat menampung 1310 buah planet bumi. Tetapi tidak sebanding dengan ukurannya, berat Jupiter hanya 2 ½ kali dari planet bumi. Planet ini ternyata tidak padat, tetapi lembek seperti bubur. Permukaannya berupa gas helium dan hidrogen cair yang terbungkus awan yang bergolak.
Jupiter berputar pada porosnya sangat cepat (rotasi). Hanya dibutuhkan waktu 10 jam ! Dan ini adalah rotasi tercepat di tata surya. Jika dihitung kecepatan rotasi Jupiter adalah 35400 km/jam sedangkan bumi 1610 km/jam. Tetapi untuk mengelilingi matahari (orbital), Jupiter membutuhkan waktu jauh lebih lama yakni 12 tahun
Jupiter memiliki banyak sekali satelit yakni 16 buah. Empat buah satelit berukuran besar dan diberi nama : Ganymede (satelit terbesar di tata surya), Callisto, Europe dan Io. Dua belas satelit lainnya berukuran kecil dan diberi nama : Almathea, Himalia, Elara, Pasiphae, Sinope, Lysithea, Carme, Ananke, Leda (terkecil), Thebe, Adrastea dan Metis.
Saturnus
Planet ke-enam tata surya ini sangat unik. Saturnus memiliki cincin-cincin yang mengitarinya. Cincin-cincin tersebut tidak lain dari potongan jutaan es yang mengelilingi Saturnus.
Saturnus adalah planet kedua terbesar di tata surya. Diameternya adalah 120.660 km atau 9 kali diameter bumi. Lama putaran rotasinya adalah 10 jam 14 menit (tercepat kedua setelah Jupiter) sedangkan masa orbitalnya 29.5 tahun. Saturnus memiliki satelit paling banyak yakni 19 buah satelit. (Satelit yang terbesar adalah Titan, sedangkan satelit lainnya adalah : Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, Rhea, Hypherion, Iapetur, Phobe, Janus, Epimethius, Telesto, Calypso, Atlas, Pandora, Helene, Prometheus dan Pan. Satu satelit lagi belum diberi nama
Uranus
Planet ke-tujuh ini merupakan planet yang terdiri dari gas! Bukan dari tanah padat seperti di bumi. Keadaan di Uranus dingin dan beku. Suhu di permukaannya berkisar antara -233°C sampai 213°C . Gas utama pada udara Uranus adalah Hidrogen, kemudian diikuti methana dan Helium.
Seperti Saturnus, Uranus ternyata memiliki cincin. Tetapi berbeda dengan cincin yang terdapat di Saturnus, cincin Uranus tipis dan sampai sekarang telah ditemukan 9 lapis cincin Uranus.
Masa orbital Uranus adalah 84 tahun. Waktu rotasi Uranus adalah 15 ½ jam. Arah rotasi Uranus berlawanan dengan arah rotasi bumi. Uniknya lagi Uranus berotasi pada sisinya seperti sebuah gasing yang rebah. Akibatnya satu sisi planet terus-menerus mengalami siang selama 42 tahun, sedangkan sisi lainnya terus-menerus mengalami malam selama 42 tahun.
Uranus paling tidak memiliki 15 satelit. Dua yang terbesar adalah Oberon dan Titania. Satelit terbesar adalah Oberon dan terkecil adalah Miranda.
Neptunus
Neptunus adalah
planet ke-8. Seperti Uranus, planet ini adalah planet gas. Kondisi di Neptunus
hampir mirip dengan Uranus. Diameter Neptunus adalah 49.500 km. Jika Neptunus
adalah sebuah wadah kosong maka Neptunus bisa menampung 60 buah bumi. Masa
rotasinya adalah 18 jam sedangkan masa orbitalnya adalah 165 tahun.
Neptunus memiliki 8 satelit. Yang terbesar adalah Triton. Para ahli memperkirakan 100 juta tahun lagi jarak Triton dengan planet Neptunus akan cukup dekat sehingga Triton akan tercabik sebagian.
Sejak tahun 1984 para ahli telah menduga bahwa Neptunus memiliki cincin. Dugaan ini terbukti setalah pesawat angkasa Voyager 2 berhasil mendekati Neptunus dan memastikan bahwa Neptunus memiliki paling tidak 3 lapis cincin.
Neptunus memiliki 8 satelit. Yang terbesar adalah Triton. Para ahli memperkirakan 100 juta tahun lagi jarak Triton dengan planet Neptunus akan cukup dekat sehingga Triton akan tercabik sebagian.
Sejak tahun 1984 para ahli telah menduga bahwa Neptunus memiliki cincin. Dugaan ini terbukti setalah pesawat angkasa Voyager 2 berhasil mendekati Neptunus dan memastikan bahwa Neptunus memiliki paling tidak 3 lapis cincin.
Pluto
Planet terakhir
adalah Pluto. Planet ini adalah yang terkecil di tata surya. Ukurannya bahkan
lebih kecil dari bulan. Keadaan di Pluto sangat dingin dan beku. Pada titik
terjauh dari matahari, gas-gas yang ada di permukaan seperti metan, nitrogen
dan karbondisoksida membeku. Baru pada titik terdekatnya dengan matahari
gas-gas ini menguap dan membentuk atmosfir sementara.
Waktu rotasi Pluto adalah 6 1/3 hari dan masa orbitalnya 248 tahun. Yang unik dari orbital Pluto adalah, ada suatu masa yakni selama 20 tahun Pluto memotong orbit Neptunus. Sehingga pada masa itu Neptunus adalah planet terjauh. Peristiwa ini terjadi terakhir kalinya adalah antara Januari 1979 sampai dengan Februari 1999.
Pluto memiliki sebuah satelit bernama Charon. Ukuran Charon setengah dari ukuran Pluto. Permukaan Charon
Waktu rotasi Pluto adalah 6 1/3 hari dan masa orbitalnya 248 tahun. Yang unik dari orbital Pluto adalah, ada suatu masa yakni selama 20 tahun Pluto memotong orbit Neptunus. Sehingga pada masa itu Neptunus adalah planet terjauh. Peristiwa ini terjadi terakhir kalinya adalah antara Januari 1979 sampai dengan Februari 1999.
Pluto memiliki sebuah satelit bernama Charon. Ukuran Charon setengah dari ukuran Pluto. Permukaan Charon
Sumber
:
2. Sumadia. Ed. 2002. Planet dan
antariksa. Jakarta : PT Tiara Pustaka. HAMPARAN DUNIA ILMU TIME-LIFE)
3. Gunawan Admiranto A.(2000). Tata
Surya dan Alam Semesta. Yogyakarta: Kanisius.
SEJARAH PERKEMBANGAN MUKA BUMI
A. Deskripsi Lapisan Bumi.
Besarnya ukuran bumi menyebabkan
manusia kesulitan untuk mengetahui struktur lapisan bumi. Para ahli geologi
memperoleh gambaran tentang susunan bagian dalam bumi nmelalui pengamatan
seismologi (hantaran gelombang gempa). Kecepatangelombang gempa ditentukan oleh
komposisi dan kepadAtan bagian dalam bumi.
Secara struktur lapisan bumi dibagi menjadi 3
lapisan utama :
1. lapisan
inti bumi (barisfer) terdiri dari nikel dan besi (fe). Lapisan inti bumi
terbagi menjadi inti dalam dan lapisan inti luar. Suhu 5.000 derajat celcius
dengan ketebalan 1.300 km. Lapisan inti luar suhunya mencapai 2.200 derajat
celsius – 5.000 derajat celsius ketebalan 2.250 km, dengan berat jenis 9,6
gr/cm kubik.
2. Mantel/lapaisan
antara/ selubung adalah lapisan yang di atas lapsian inti luar dengan ketebalan
2.900 km (silikon, oksigen, besi dan magnesium. Lapisan yang paling bawah
suhunya 2.200 derajat celsius dan bagian paling atas mencapai 870 derajat
celsius. Berat jenisnya 5 gr/cm kubik.
3. Kerak
bumi adalah lapisan terluar bumi memiliki ketebalan antara 70 km. Terdiri atas oksigen,
silikon, aluminium, kalsium, besi, sodium dan magnesium. Berat jenisnya 2,7
gr/cm kubik.
B. Teori
Lempeng Tektonik
Sejak sekitar tahun 1900, para ahli
geologi telah mengetahui bahwa kerak bumi bagian luar mengapung di atas lapisan
lebih dalam yang lunak. Akan tetapi, teori mengenai gerakan-gerakan benua
tersebut baru dipublikasikan secara luas sejak tahun 1960.
Teori gerakan benua salah satunya disampaikan oleh
Alfred Lothar Wegener (1880-1930)
la
mengemukakan teori yang disebut Apungan dan Pergeseran Benua-benua.
mengungkapkan teori tersebut pada tahun 1912 di hadapan perhimpunan ahli
geologi di Frankfurt, Jerman. Teori tersebut diungkapkan pertama kalinya di
dalam bentuk buku pada tahun 1915 yang
berjudul Die Enstehung der Kontinente und Ozeane (Asal Usul Benua dan Lautan).
Buku tersebut menimbulkan
kontroversi besar di lingkungan ahli-ahli geologi. Kontroversi itu aru mereda
tahun enampuluhan setelah teori apungan Benua Wegener ini makin banyak mendapat
penganut di lingkungan ahli ilmu pengetahuan.
Adapun titik tolak teori Wegener tersebut adalah:
1. Adanya persamaan yang mencolok antara garis
kontur pantai timur Benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai
barat Eropa dan Afrika. Kedua garis yang sama tersebut sebenamya dahulu adalah
daratan yang berimpitan. Itulah sebabnya formasi geologi di bagian-bagian yang
bertemu itu sama. Keadaan ini telah
dibuktikan kebenarannya. Formasi geologi di sepanjang pantai Afrika Barat dari
Sierra Leone sampai Tanjung Afrika Selatan sama dengan apa yang ada di pantai
Timur Amerika, dari Peru sampai Bahia Blanca.
2. Daerah Greenland sekarang ini bergerak menjauhi
daratan Eropa dengan kecepatan 36 meter /tahun, sedangkan Kepulauan Madagaskar
menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9 meter/tahun. Menurut Wegener,
benua-benua yang sekarang ini, dahulunya adalah satu benua yang disebut Benua
Pangea. Benua tunggal itu mulai memecah karena gerakan benua besar di selatan
baik ke arah barat maupun ke utara menuju khatulistiwa. Dengan peristiwa
tersebut maka terjadilah hal-hal sebagai berikut.
a. Bentangan-bentangan samudera dan benua-benua
mengapung sendiri-sendiri.
b.
Samudera Atlantik menjadi semakin luas karena Benua Amerika masih terus
melangsungkan gerakannya ke arah barat. Dengan demikian terjadi lipatan-lipatan
kulit bumi yang menjadi jajaran pegunungan utara-selatan, yang terdapat di
sepanjang pantai Amerika Utara Selatan.
c. Adanya kegiatan seismik yang luar biasa di
sepanjang Patahan St. Andreas, dekat pantai barat Amerika Serikat.
d. Batas Samudera Hindia makin mendesak ke
utara. Anak Benua India semula di duga agak panjang, tetapi karena gerakannya
ke utara maka India makin menyempit dan makin mendekat ke Benua Eurasia. Proses
tersebut menimbulkan lipatan Pegunungan Himalaya.
C. Dampak Pergeseran Lempeng Tektonik :
a. Di daerah dua lempeng saling bertumbukan Di
daerah pertumbukan dua lempeng terjadi beberapa fenomena, yaitu:
1. lempeng dasar samudera menunjam ke bawah
lempeng benua;
2. terbentuk palung laut di tempat tumbukan itu;
3. pembengkakan tepi lempeng benua yang
merupakan deretan pegunungan;
4. terdapat aktivitas vulkanisme ( intrusi, dan
ekstrusi);
5. merupakan daerah hiposentra gempa dangkal dan
dalam;
6. penghancuran lempeng akibat pergesekan
lempeng; dan
7. timbunan sedimen campuran yang dalam geologi
dikenal dengan nama batuan bancuh atau melange (Bahasa Perancis).
8. Lempeng
samudera yang tipis dan berat
apabila bertumbukan akan melengkung ke bawah sehingga menciptakan
palung.
b. Di
daerah dua lempeng saling menjauh terdapat beberapa fenomena, seperti:
1. perenggangan lempeng yang
disertai pertumbukan kedua tepi lempeng tersebut
2. pembentukan tanggul dasar
samudera di sepanjang tempat perenggangan lempeng
3. aktivitas vulkanisme laut dalam
yang menghasilkan lava basa berstruktur bantal dan hamparan leleran lava yang
encer
4. aktivitas gempa di dasar laut
dan sekitarnya.
c. Di daerah dua lempeng
saling berpapasan terjadi pergeseran mendatar.
Di
daerah ini terdapat aktivitas vulkanisme yang lemah disertai gempa yang tidak
kuat. Gejala pergeseran itu tampak pada tanggul dasar samudera yang tidak berkseinambungan
dan terputus-putus. Tanggul dasar Samudera
Atlantik ternyata terputus – putus sebagai akibat dari pergeseran
mendatar.
D. Teori Lempeng Tektonik dan Kaitannya dengan Persebaran Gunung Api dan
Gempa
Menurut teotri lempeng tektonik kekuatan memicu
gerakan lempeng berasal dari panas yang sangat hebat dalam inti bumi, sehingga
menyebabkan batauan di atasnya (mantel) mencaiar (magama). Magma panas ini menjadi mengembang, naik dan
mendorong lempeng menjauh dari lempeng yang lain tetapi mendekatkan ke lempeng
yang lain.
1. Persebaran gunung api
Gunung api terjadi
karena gerakan lempeng tektonik yang disebabkan oleh arus vertikaldi dalam
selubung bumi.
a. Gerakan lempeng
tektonik yang mendekat.
Ketika lempeng samudera yang
tipis, berat dan padat menikung dan
bergerak di bawah lempeng benua akan menimbulkan panas (batuan cair). Benua
yang melengkung dan retak menjadi jalan keluar magma (gunung api).
b. gerakan lempeng
tektonik yang menjauh.
Menyebabkan terbentuknya retakan
dan celah pada batas lempeng. Magama pada selubung bumi akan naik mellaui celah
/ retakan. Jika magma memadat akan akan terbentuk lapisan kerak bumi yang baru.
Lapisan kerak bumi baru akan mendorong kerak bumi lama.
2. Persebaran daerah rawan gempa bumi.
Gerakan lempeng yangt saling
bertabrakan akan saling menekan. Tekanan besar ini akan menimbulkan retakan
atau patahan, walupun hanya bebrapa cm akan menimbulkan getaran hebat. Maka
daerah yuang [paling sering mengalamai gempa bumi ialah daerah batas lempeng.
SEMESTER 2
TENAGA PENGUBAH
BENTUK PERMUKAAN BUMI
A. Tenaga Endogen
Tenaga endogen adalah
tenaga yang berasal dari dalam bumi dan biasanya bersifat membangun. Tenaga
endogen terdiri dari dua tenaga, yaitu tenaga tektonisme dan vulkanisme.
a.
Tektonisme
Tektonisme
adalah tenaga yang bekerja dari dalam bumi dengan arah vertical maupun lateral
(mendatar). Tenaga tersebut mengakibatkan perubahan lokasi atau letak lapisan
batuan yang membentuk permukaan bumi. Menurut Haarman yang dimaksud dengan
tektonisme adalah dislokasi yang terjadi pada batuan di dalam bumi. Dislokasi
adalah perubahan posisi atau letak dari komplek batuan, baik yang mengakibatkan
putusnya hubungan antarbatuan atau tidak. Tenaga tektonik terdiri dari dua macam, yaitu orogenesis dan
epirogenesis.
1.
Orogenesisi
Orogenesis atau
pembentukan pegunungan, adalah tenaga geologi yang bekerja di areal yang
relative sempit dengan kecepatan yang relative cepat. Deretan pegunungan
Mediterania yang memanjang dari Pegunungan Atlas di Afrika sampai ke negeri
kita merupakan hasil dari orogenesis.
Proses
orogenesis membentuk lipatan dan juga patahan, bergantung kea rah mana tenaga
itu bergerak.
- Lipatan
Bentuk lipatan terjadi karena gerak
tenaga endogen kea rah lateral (mendatar) dari dua arah yang berlawanan.
Apabila terjadi bentuk lipatan pada suatu daerah, kita akan menentukan
antiklinal atau puncak lipatan dan sinklinal atau lembah lipatan. Contoh
daerah lipatan yang besar adalah Sistem Pegunungan Mediterania yang bermula di
sekitar Laut Mediteran (Laut Tenggah). Jalur pegunungan tersebut meliputi
Pegunungan Atlas di Afrika Utara, Pegunungan Pirenea, Alpina, Karpatia,
Anatolia (Turki), Kaukasus, Himalaya, Araka Yoma (Birma) lalu bersambung dengan
busur dalam dan busur laut Kepulauan Indonesia sebagai ujung di sebelah timur.
Jenis lipatan,
berdasarkan ketegakan posisi sumbu dan bentuk pelipatannya, dapat didasarkan
atas lipatan tegak, lipatan miring, lipatan menggantung, lipatan isoklin,
lipatan rebah, dan lipatan keloopak.
- Patahan
Patahan adalah
bentukan alam sebagai akibat adanya proses pematahan pada lapisan batuan pembentukan
kulit bumi. Proses patahan umumnya relatiif cepat sehingga batuan yang terkena
tekanan tidak melipat melainkan timbul retakan-retakan yang akibatnya membentuk
patahan. Proses pematahan lapisan pembentukan kulit disebut sesar.
2.
Epirogenesis
Epirogenesis atau pengangkatan dan penurunan benua adalah tenaga endogen
yang bekerja di daerah yang luas dengan kecepatan yang lambat.
Epirogenesis
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu epirogenesis negative dan epirogenesis
positif.
a.
Epirogenesis Negatif
Epirogenesis
negative adalah gerak naik permukaan bumi yang mengakibatkan daratan naik dan
air laut seolah-olah turun. Dengan demikian, daratan tampak semakin luas.
b.
Epirogenisis Positif
Epirogenisis
positif adalah gerak permukaan bumi yang mengakibatkan daratan turun dan
permukaan air laut seolah-olah naik. Akibat proses tersebut sebagian besar
daratan digenangi air sehingga daratan kelihatan semakin sempit. Contohnya
penyempitan Pulau Ubi di dekat Jakarta dan di Pulau Utara Jawa.
b.
Vulkanisme
1.
Pengertian Vulkanisme
Vulkanisme ( poses pembentukan gunung api ) adalah aktivitas magma yang
bergerak dari lapisan dalam litosfer yang menyusup ke lapisan yang lebih atas
atau sampai ke permukaan bumi.
Intrusi Magma
Intrusi magma adalah aktivitas magma di dalam
lapisan litosfer yang memotong atau menyusup diantara lapisan litosfer, tetapi
tidak mencapai permukaan bumi. Intruksi magma menghasilkan bentukan-bentukan
sebagai berikut:
1.
Batolit adalah dapur magma yang menbeku
2.
Lakolit adalah bentukan yang disebabkan oleh magma yang
masuk antara dua lapisan batuan sehingga mempunayi bentukan cembung ke atas dan
datar di bagian bawah.
3.
Sill atau kepengan intrusi adalah bentukan di lapisan
litosfer yang disebabkan intrusi magma yang berarah mendatar masuk di antara
dua lapisan batuan kemudian magma tersebut membeku.
4.
Gang atau korak adalah batuan hasil intrusi magma yang
berbentuk tipis dan panjang serta memotong lapisan litosfer dengan arah
vertical atau miring.
5. Diatrema adalah batuan hasil intrusi
yang mengisi pipa letusan. Diatrema berbentuk silinder dan memanjang dari mulai
dapur magma sampai ke batas permukaan bumi.
Ekstrusi Magma
Ekstrusi magma adalah
proses keluarnya magma sampai ke permukaan bumi. Cara keluar magma disebut juga
erupsi.
Tempat magma keluar
dari dalam bumi dapat berupa celah, lubang yang kecil, atau lubang yang sangat
luas. Terdapat bermacam-macam jenis ekstrusi magma. Hal ini bergantung pada
jenis klasifikasi yang digunakan.
Berdasarkan kekuatan
letusannya, erupsi gunung api dapat dibedakan menjadai dua, yaitu erupsi epusif
dan erupsi eksplotif.
1.
Erupsi
epusif adalah proses keluarannya magma dari gunung api berupa lelehan lava dan
lahar. Erupsi jenis ini terjadi jika cairan magma relative encer.
2.
Erupsi eksplotif adalah proses keluarnya magma dari
gunung api yang disertai dengan letusan/ledakan yang cukup dahsyat. Erupsi
jenis ini, terjadi jika cairan magma yang keluar kental dan memiliki kandungan
gas yang banyak.
Menurut
bentuk lubangan tempat keluar magma, ekstrusi/erupsi magma dapat dibedakan
menjadi tiga macam.
1.
Erupsi linier adalah proses keluarnya magma melalui
calah/retakan yang memanjang. Oleh karena itu, membentuk deretan gunug api.
Misalnya, deretan gunung api di bagian tenang Pulau Jawa dan di Pulau Eslandia
yang bernama Gunung Laki.
2.
Erupsi areal adalah proses keluar magma yang terjadi
karena letak magma dekat dengan permukaan bumi. Oleh karena itu, magma membakar dan melelehkan
lapisan batuan yang berada di atasnya. Setelah itu magma keluar dari beberapa
tempat sehingga membentuk lubang yang besar di permukaan bumi. Contohnya
pegunungan di Argentina dan di Paraguay.
3.
Erupsi sentral adalah proses keluarnya magma melalui
sebuah lubang atau pusat erupsi sehingga membentuk kerucut gunung api yang
terpisah-pisah. Erupsi sentral menghasilkan tiga bentuk gunung api, yaitu
gunung api perisai, gunug api mar, dan gunung api strato.
a.
Gunung api perisai adalah gunung api yang beralas luas
dan berlereng sangat landai. Gunung api ini merupakan hasil erupsi epusif dengan
magma cair yang encer. Contohnya gunung api di kepulauan Hawai.
b.
Gunung api mar merupakan hasil erupsi eksplotif yang
tidak terlalu kaut dan hanya terjadi sekali. Contohnya gunung Lamongan.
c.
Gunung api strato merupakan hasil erupsi campuran antara
epusif dan erupsi eksplosif yang berulang beberapa kali.
Gunung api ini
berbentuk kerucut dan badannya berlapis-lapis. Hamper semua gunung di negeri
kita termasuk jenis strato bahkan di dunia pun.
2.
Bahan-bahan yang dikeluarkan dari letusan gunung api
Bahan-bahan yang dikeluarkan gunung api disebut bahan erupsi gunung api.
Bahan erupsi gunung api yang dimaksudkan adalah bahan yang langsung ataupun
tidak langsung berasal dari magma. Bahan-bahan ini dapat dikelompokkan menjadi
tiga macam, yaitu bahan padat, cair, dan gas.
a.
Bahan-bahan Padat atau Efflata
Menurut
ukurannya, efflata dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu
1.
bom adalah bahan padat yang berukuran besar, misalnya
batu-batu besar;
2.
lapili adalah bahan padat yang berupa batu-batu
berukuran sebesar kerikil;
3.
pasir;
4.
abu dan debu.
b.
Bahan Cair
Bahan
cair dikeluarkan pada waktu gunung api erupsi secara epusif. Hal ini terjadi
jika tidak terdapatsumbat kawah dan magma bersifat encer. Bahan-bahan cair yang
dikeluarkan gunung api sebagai berikut.
1. Lava adalah magma yang meleleh ke
luar lereng gunung api. Suhu lava pijar berkisar antaa 799C sampai 1200C.
2. Lahar
panas merupakan campuran magma dan air. Lahar panas mengalir berupa Lumpur panas.
3. Lahar dingin terjadi karena endapan
lava atau lahar di puncak gunung berubah menjadi Lumpur. Pada waktu hujan lebat
endapan lava di puncak gunung akan, mengalir pada lereng dan lembah-lembah,
karena tertimpa air.
c.
Bahan Gas
Bahan gas
disebut juga ekshalasi. Letusan
gunung api mengeluarkan bermacam-macam gas, diantaranya
1.
gas yang mengeluarkan belerang (H2S) disebut Solfatar
2.
gas yang mengeluarkan uap air (H2O) disebut Fumarol,
dan
3.
gas yang mengeluarkan gas karbondioksida (CO2) disebut
Mofet.
3.
Gejala Pascavulkanis dan Pravulkanis
a.
Gejala Pascavulkanis
Ada
beberapa tanda atau gejala yang bisa dipakai sebagai pedoman bahwa gunung api
sudah tidak aktif atau hamper padam. Gejala-gejala tersebut disebut gajala
pascavulkanis atau gelaja postvulkanic.
Gejala-gejala tersebut sebagai
berikut.
1.
Terdapat Gas Belerang
Gas yang
mengeluarkan belerang dinamakan solfatar. Contohnya terdapat di Gunung
Welirang, Gunung Arjuno, dan Gunung Anjasmoro (Jawa Tenggah)
2.
Terdapat Gas Fumarol
Gas furamol
adalah gas yang mengandung uap air (furamol). Contohnya terdapat di Timbang,
Nilai Dieng (Jawa Tenggah), dan Sulawesi Utara.
3.
Terdapat Mofet
Mofet adalah
sumber gas yang mengandung asam arang (CO2). Misalnya terdapat di kawah
Timbabg, Nila Dieng (Jawa Tengah), Tangkuban Parahu, dan Papandayan (Jabar)
4.
Sumber Air Panas (Term)
Sumber air
panas berasal dari air hujan yang meresap ke dalam lapisan batuan yang panas.
Oleh karena itu, memanaskan air tesbut, kemudian keluar menjadi air panas.
Beberapa sumber air panas yang memiliki kandungan banyak digunakan untuk
kegiatan pengobatan, terutama untuk mengobati penyakit kulit.
5.
Terdapat Mata Air Makdani
Mata air
makdani adalah mata air yang mengandung mineral. Contohnya, Miribaya (Jawa
Barat), Batu Raden, dan Dieng (Jawa Tenggah)
6.
Terdapat Geyser
Geyser adalah air panas yang
memancar dari dalam bumi secara periodic. Contohnya di Eslandia, Selandia Baru,
dan Cisolok ( sebelah barat Pelabuhan Ratu ).
Geyser terbentuk dari air yang
terdapat di dalam celah batuan, kemudian terpanaskan oleh gas panas yang
berasal dari batuan magma. Air tersebut tidak dapat mengadakan sirkulasi sampai
ke permukaan bumi sehingga terjadilah akumulasi air setempat. Apabila ada jalan
keluar akan terjadilah pemancaran air dengan suhu yang cukup tinggi.
b.
Gejala Pravulkanis
Gejala pravulkanik adalah
tanda-tanda gunung api akan meletus. Indicator pravulkanis di antaranya
1.
suhu udara yang mongering
2.
sumber air banyak yang mongering
3.
sering terjadi getaran-getaran gempa local
4.
pohon-pohon banyak yang meranggas dan mati
5.
binatang-binatang liar banyak yang mengungsi ke tempat
lain karena ekologinya terganggu
c.
Usaha-Usaha untuk Mengurangi Bahaya Gungung Api
Usaha-usaha
untuk mengurangi bahay agunung api antara lain sebagai berikut:
1.
membuat terowongan-terowongan air pada kepundan yang
berdanau, misalnya Gunung Kelud (Jawa Tenggah)
2. mengadakan pos-pos pengamatan gunung
api
3. mengungsikan penduduk yang bertempat
tinggal di lereng gunung api yang akan meletus
d.
Vulkanisme di Indonesia dan Manfaatnya
a.
Gejala Vulkanisme di Indonesia
Berdasarkan
catatan para ahli gunung api, di Indonesia terdapat sekitar 400 buah gunung api
yangmasih aktif. Adapun sisanya merupakan gunung api yang sudah tidak aktif dan
dalam fase istirahat.
Gunung-gunung
api di Indonesia termasuk rangkaian Pegunungan Sirkum Pasifik dan Sirkum
Mediterania.
1.
Persebaran rangkaian gunung api yang termasuk pada
kelompok Sirkum Mediterania, dimulai dari Pulau We, Pulau Sumatra, Pulau Jawa,
sampai ke Pulau Saparua di Kepulauan Maluiku. Daerah tersebut merupakan wilayah
pertemuan antara lempengan Benua Asia dan lempeng Samudra Indo-Australia
2.
Rangkaian gunung api termasuk Sirkum Pasifik dan Busur
Australia merupakan wilayah pertemuan antara lempeng Benua Asia dengan lempeng
Samudra Pasifik
b.
Manfaat Gunung Api
Manfaat gunung
api sebagai berikut.
1.
Abu vulkanis dapat menyuburkan tanah pertanian di
sekitarnya sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian penduduk.
2.
Di daerah vulkanis potensial untuk mengusahakan tanaman
budi daya seperti the dan kopi. Misalnya di daerah Bandung Utara dan Bandung
Selatan terdapat perkebunan the yang luas.
3.
Di daerah vulkanis memungkinkan banyak turun hujan,
yaitu melalui hujan naik pegunungan (hujan orografis). Hal tersebut disebabkan
gunung api merupakan daerah penangkap hujan yang baik.
4.
Di daerah gunung api memungkinkan dibangun pembangkit
tenaga listrik.
5.
Di daerah vulkanis banyak ditemukan sumber api panas
dan air makdani yang berguna untuk rekreasi dan pengobatan.
6. Di daerah gunung api banyak terdapat
barang tambang seperti tambang belerang, logam, dan batu permata.
7. Gejala pascavulkanik merupakan objek
wisata yang menarik
c.
Dampak Negatif Gunung Api
Pengaruh yang
merugikan dari gunung api sebagai berikut.
1.
Pada waktu gunung meletus, puluhan ribu manusia dan
ternak banyak yang menjadi korban.
2.
Gas beracun yang dikeluarkan dari gunung api sangat
membahayakan bagi manusia. Misalnya pada waktu terjadi letusan kawah Timbang
dan Sinilia Dieng paa tahun 1979, mengakibatkan sekitar 149 jiwa mati karena
menghirup gas racun.
3.
Awan panas yang dikeluarkan gunung api dapat menewaskan
makhluk dan tumbuh-tumbuhan di lereng gunung .
4.
Lahar dingin dan lahar panas dapat merusak daerah yang
dilaluinya.
5.
Bom, lapili, dan pasir vulkanik dapat merusak rumah,
jempatan, dan daerah pertanian.
6.
Abu vulkanis yang bertaburan di angkasa dapat
mengganggu penerbangan.
c.Gempa
gempa merupakan salah satu proses
endogenetik yang turut mempengaruhi pembentukan benteng alam di permukaan bumi.
Gempa artinya getaran dipermukaan bumi. Getaran tersebut terjadi akibat energi
potensial yang diubah menjadi energi kinetic (gerak). Alat yang dipergunakan
untuk mengukur kekuatan gempa disebut seismograf.
1.
Klasifikasi Gempa
a. Gempa berdasarkan penyebabnya dapat
menjadi beberapa macam.
1.
Gempa bumi runtuhan (fall earthquake). Gempa ini
terjadi akibat, batu-batu raksasa di sisi gunung runtuh atau akibat gua-gua
besar runtuh. Radiua getarannya tidak begitu besar sehingga tidak begitu
terasa. Gempa bumi runtuhan disebutkan juga gempa bumi terban.
2.
Gempa bumi vulkanik (volcanic earthquake).
Gempa ini terjadi akibat aktivitas
gunug api. Kadang-kadang gempa bumi ini mendahului erupsi gunung api, tetapi
lebih sering terjadi secara bersamaan. Getaran gempa vulkanik lebih terasa
dibandingkan dengan getaran gempa runtuhan. Selain itu, getaran gempa vulkanik
terasa di daerah yang lebih luas.
3.
Gempa bumi tektonik (tectonic earthquake)
Gempa ini
terjadi akibat proses tektonik di dalam lapisan litosfer, berupa pergeseran
lapisan batuan atau terjadi disalokasi. Gempa ini memiliki kekuatan yang sangat
besar dan meliputi daerah yang sangat luas.
b. Gempa berdasarkan bentuk
episentrumnya dibedakan atas dua macam.
1.
Gempa linier adalah gempa yang episentrumnya berbentuk
garis.
Gempa tektonik
umumnya merupakan gempa linaer sebab episentrumnya berbentuk garis. Salah satu
akibat gempa tektonik adalah paahan.
2.
Gempa sental adalah gempa yang episentrumnya berupa
titik.
Gempa vulkanik
dan gempa runtuhan termasuk kelompok gempa sentral sebab episentrumnya berupa
titik.
c. Gempa berdasarkan kedalaman
hiposentrum dapat dibedakan atas tiga macam
1. Gempa dangkal adalah gempa yang
kedalaman hiposentrumnya kurang dari 100 km di bawah permukaan bumi.
2. Gempa menengah adalah gempa yang
kedalaman hiposentrumnya adatara 100km – 300km di bawah permukaan bumi.
3.
Gempa
dalam adalah gempa yang kedalaman hiposentrumnya antara 300km – 700km di bawah
permukaan bumi. Semakin dangkal hiposentrumnya gempa, semakin kuat gempa
yang dicatat di permukaan bumi. Tentu saja, hal ini bergantung pada kekuatan
gempa tersebut.
d. Gempa berdasarkan jarak
episentrumnya dapat dibedakan atas tiga macam.
1. Gempa setempat adalah gempa yang
mempunyai jarak episentrum kurang dari 10.000 km
2. Gempa jauh adalah gempa yang
mempunyai jarak episentrumnya sekitar 10.000km
3. Gempa jauh sekali adalah gempa yang
mempunyai jarak episentrum lebih dari 10.000km
e. Gempa berdasarkan letak
episentrumnya (pusat gempa) dapat dibedakan atas dua macam.
1. Gempa laut adalah gempa yang letak
episentrumnya di dasar laut atau dapat pula dikatakan episetrumnya di permukaan
laut. Hal ini disebabkan getaran yang dirambatkan di permukaan laut hamper
bersamaan dengan yang dirambatkan pada permukaan bumi di dasar laut.
2. Gempa darat aalah gempa yang letak
episentrumnya berada di daratan.
2.
Istilah-istilah yang Berkaitan dengan Gempa
Didalam seismologi
(ilmu yang mempelajari gempa), dikenal bermacam-macam istilah sebagai berikut.
a. Hiposentrum (sumber gempa) adalah
titik atau garis di permukaan bumi sebagai tempat yang menyebabkan terjadinya
gempa. Hiposentrum terletak di dalam lapisan litosfer dengan kedalman yang
bervariasi.
b. Episentrum adalah titik atau garis
di permukaan bumi atau di permukaan laut sebagai tempat gelombang gempa mulai
dirambatkan.
Denga kata lain episentrum adalah
tempat gelombang primer dan sekunder pertama kali mencapai permukaan bumi atau
permukaan laut. Gelombang gempa dapat dibedakan atas tiga macam, sebagai
berikut.
1.
Gelombang longitudinal atau gelombang primer adalah
gelombang gempa yang dirambatkan dari hiposentrum melalui lapisan litosfer
secara menyebar dengan kecepatan antara 7 – 114km per detik. Gelombang ini
merupakan yang pertama kali dicatat oleh seismograf.
2.
Gelombang tranversal atau gelombang sekunder adalah
gelombang gempa yang bersama-sama dengan gelombang primer dirambatkan dari
hiposentrum ke segala arah di dalam lapisan litosfer. Kecepatan gelombang
tersebut adalah 4 – 7 km per detik. Gelombang ini dicatat setelah gelombang
primer.
3.
Gelombang panjang atau gelombang permukaan adalah
gelombang yang dirambatkan mulai dari episentrum menyebar ke segala arah di
permukaan bumi dengan kecepatan antara 3,5 – 3,9 km per detik. Gelombang gempa
ini mengikuti gelombang primer dan sekunder serta merupakan gelombang perusak.
c.
Seismograf adalah alat pencatat gempa
d. Seismogram adalah gambaran getaran
gempa yang dicatat pada seismograf. Seismogram berbentuk garis patah-patah.
Semakin kuat gempa, semakin lebar garis patah-patah yang tercatat dan semakin
lama getaran, semakin panjang pita seismogaf yang melukiskan seismogram.
e. Pleistoseista adalah garis pada peta
yang mebatasi daerah sekitar episentrum yang mengalami kerusakan terhebat
akibat gempa.
f. Isoseista adalah garis pada peta
yang menghubungkan daerah-daerah yang mengalami kerusakan fisik yang sama
akibat gempa.
g. Homoseista adalah garis pada peta
yang menghubungkan daerah-daerah yang mengalami gelombang gempa primer pada
waktu yang sama.
3.
Alat Pengukur Gempa
Telah kita ketahui bahwa lat yang dipergunakan untuk mengukur kekuatan
gempa adalah seismograf. Seismograf
terdiri atas dua macam, yaitu seismograf horizontal dan seismograf vertical.
a. Seismograf horizontal adalah
seismograf yang mencatat gempa bumi dengan arah mendatar. Seismograf tersebut
terdiri atas sebuah massa stasioner yang digantung dengan tali panjang pada
sebuah tiang yang tinggi.
Pada massa stasioner tersebut
dipasang jarum yang ujungnya disentuhkan pada permukaan silinder dan diputar
seperti jarum jam. Selain itu, tiang penopang dipancangkan di tanah. Pada waktu
gempa, silinder bersama bumi bergetar, sedangkan massa stasioner tidak
terpangaruh oleh getaran sehingga terbentuklah goresan pada silinder.
b.
Seismogrraf
vertical adalah seismograf yang mencatat gelombang gempa berarah vertical.
Massa stasioner pada seismograf ditahan oleh sebuah tangkai yang dipasangkan
pada sebuah tiang dengan engsel. Tangkai tersebut bersamaan dengan masa
stasioner ditahan oleh sebuah pegas untuk mengimbangi gravitasi bumi. Ujung
massa stasioner yang berjarum disentuhkan pada silinder yang dipasangkan
vertical.
4.
Cara Menentukan Episentrum Gempa
a. Menggunakan hasil pencatatan tiga
buah seismograf.
Seismograf yang digunakan adalah
seismograf vertical, seismograf horizontal yang berarah utara-selatan, dan
seismograf horizontal yang berarah timur-barat. Dengan alat tersebut
orang dapat menentukan episentrum suatu gempa.
b.
Menggunakan
tiga tempat yang terletak pada satu homoseista. Contoh, Jika kota A, B, dan C
mencatat getaran gempa pada pukul 12.00 berarti, ketiga kota tersebut terletak
pada satu homoseista. Untuk mencari episentrum gempa, hubungan AB dengan sebuah
garis demikian juga BC. Kemudia, buatlah garis sumbu yang memotong kedua garis
tersebut sama besar, titik potong antara dua garis itulah episentrumnya. Untuk
lebih jelasnya perhatikan gambar 5.30
c.
Menggunakan tiga tempat yang mencatat jarak episentrum
yaitu dengan menggunakan rumus Laska.. rumusnya sebagai berikut:
D = [ (S – P) – 1’ ] . 1000 km
D (Delta) = jarak episentrum artinya jarak tempat
pencatat ( stasiun gempa ) dengan episentrum dalam satuan km.
S – P =
s selisih waktu pencatatan antaa
gelombang primer dengan gelombang sekunder dalam satuan menit.
1’ = satu menit
Gempa
bumi terjadi tengah malam, pada seismogram tercatat gelombang primer dating
pukul 11.58’30” WIB, sedangkan sekunder dating pukul 00.03’30” WIB. Dengan
demikian jarak antara pusat gempa di permukaan bumi dengan alat pencatat gempa
sebagai berikut.
D = [
(S – P) – 1’ ] . 1000 km
= [
( 00.03’30” – 11.58’30”) – 1 ] X 1000 KM
= 9
5’ – 1’ ) X 1000 KM
= 4000
KM
Umpamanya kita ingin mengetahui
letaj episentrum dari kota X, Y dan Z yang telah mencatat jarak episentrum
gempa.
Misalnya diketahui jarak episentrum
gempa di daerah X berjarak 5.000 km. jarak episentrum gempa di daerah Y
berjarak 6.000 km dan jarak episentrum gempa di daerah Z berjarak 4.000 km.
langkah kita selanjutnya adalah mengambil peta. Seandainya peta tersebut
berskala 1 : 100.000.000, (artinya 1 cm pada peta sama dengan 1000 km di
permukaan bumi) maka buatlah lingkaran dari stasion X dengan jari-jari dari 5
cm, dari stasion Y dengan jari-jari 6 cm, dan dari stasion Z dengan jari-jari 4
cm. ketiga lingkaran tersebut akan berpotongan pada suatu titik. Titik tersebut
merupakan episentrum yang kita cari.
B. Tenaga Eksogen
Tenaga
eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi, dan biasanya bersifat
merusak. Factor-faktor yng berperan sebagai tenaga aksogen adalah air, angina,
organisme, sinar matahari, dan es. Tenaga eksogen dapat menyebabkan terjadinya
pelapukan (weathering), erosi, denudasi, tanah longsor, dan tanah menjalar
(soil creep)
a.
Pelapukan (Weathering)
Pelapukan adalah peristiwa penghancuran massa batuan, baik secara
fisika, kimiawi, maupun secara biologis. Ada empat macam factor yang
mempengaruhi pelapukan batuan, yaitu
- keadaan struktur batuan,
- keadaan iklim,
- keadaan topografi, dan
- keadaan vegetasi
Dilihat dari proses, pelapukan dikelompokkan menjadi tiga kelompok,
yaitu pelapukan mekanik, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis.
- Pelapukan Mekanik
Pelapukan
mekanik (fisik) adalah peristiwa penghacuran dan pelepasan material batuan,
tanpa mengubah struktuk kimiawi batuan tersebut. Pelapukan mekanik merupakan
penghancuran bpngkah batuan menjadi bagian-bagin yang lebih kecil. Pelapukan ini sering pula dinamakan
desintegrasi. Penyebab utama pelapukan mekanik di antaranya
- perubahan suhu secara tiba-tiba
- pembekuan air pada celah-celah batuan, dan
- kegiatan organisme.
Pelapukan
mekanik dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu sebagai pelapukan mekanik
gurun dan pelapukan mekanik basah.
a.
Pelapukan mekanik gurun adalah penghancuran batuan yang
disebabkan oleh insolasi atau pancaran sinar matahari.
b.
Pelapukan mekanik basah adalah penghancuran dan
pelepasan material batuan yang disebabkan oleh pengerjaan es. Hal tersebut
disebabkan penambahan volume kristal-kristal es akan menekan celah batuan
sehingga dapat memecahkan batuan tersebut.
- Pelapukan Kimiawi
Pelapukan
kimiawi adalah proses pelapukan massa batuan yang disertai perubahan struktur
kimiawi batuan yang lapuk. Proses yang terjadi dalam pelapukan ini disebut
dekomposisi.
Pelapikan
kimiawi sering terdapat di daerah tropic atau daerah yang banyak turun hujan.
Berdasarkan
factor penyebabnya, dekomposisi batuan dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu
oksidasi, hidrasi, dan karbonasi.
- Proses oksidasi pada batuan terjadi apabila pelapuk utama adalah oksigen, baik yang terlarut dalam air maupun pada udara yang relative lembap.
- Proses hidrasi atau hidrolisis terjadi jika pelapuk utama adalah air. Contoh proses hidrolisis adalah mineral olivine (Mg2 SiO4) yang dilapukan oleh air ( H2O) yang mengandung karbondioksida (CO2).
- Proses karbonasi terjadi jika yang menjadi pelapuk utama adalah karbondioksida atau kalsit (CaCO3) kemudian menjadi kalsium bikarbonat (CaCHCO3)2 karena bereaksi dengan air (H2O). stalaktit dan stalagmite merupakan salah satu contoh dari proses karbonasi. Stalaktit dan Stalagmit dapat dilihat pada gambar 5.32.
- Pelapukan Biologis
Pelapukan
biologis/organic adalah peristiwa penghancuran dan pelepasan material batuan
yang disebabkan oleh proses organisme, baik tumbuh-tumbuhan, hewan, maupun
manusia.
b.
Erosi atau Pengikisan
Erosi adalah
peristiwa terlepas atau terbawanya runtuhan batuan oleh suatu tenaga di
permukaan bumi.
Berdasarkan zat pelarutnya, erosi
dapat dibedakan menjadi empat macam, sebagai berikut.
- Deflasi adalah erosi yang disebabkan oleh angina. Salah satu bentukan hasil deflasi dapat dilihat pada gambar berikut.
- Ablasi adalah erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir.
- Abrasi adalah erosi yang disebabkan oleh air laut. Abrasi disebut juga erosi marine.
- Eksarasi aalah erosi yang disebabkan oleh es.
c.
Sedimentasi atau Pengendapan
Proses sedimentasi
dapat terjadi di daratan, di danau, di sekitar sungai atau di pantai. Proses
sedimentasi terjadi apabila zat-zat pengangkut mengalami penurunan kecepatan.
Oleh karena itu, bahan-bahan yang diangkut aliran air, gelombang, arus laut,
angina, serta gleser, pada suatu waktu akan diendapkan di suatu tempat.
Jenis-jenis sedimentasi sebagai
berikut.
1.
Sedimentasi Fluvial
Sedimentasi
fluvial adalah proses pengendapan material yang diangkut air sungai. Tempat
pengendapan material tersebut, antara lain di dasar sungai, di danau, atau di
muara sungai. Bentuk-bentuk hasil sedimentasi fluvial, yaitu delta, flood
plain, dan tombolo.
- Delta adalah endapan di muara sungai, baik sungai yangbermuara ke danau atau laut. Delta terbentuk jika material yang diendapkan cukup banyak, serta arus dan gelombang laut atau danau tidak begitu besar.
- Flood plain adalah daerah dataran banjir. Menurut tempatnya flood palin dapat dibedakan atas delta bar, meander bar, dan tanggul alam.
1.
Tanggul alam adalah punggungan di tepi sungai yang
terbentuk akibat banjir.
2.
Meander bar adalah endapan yangterdapat di tikungan
meander sungai.
3.
Delta bar adalah endapan yang terdapat di tengah lembah
sungai.
2.
Sedimentasi Eolis
Sedimentasi
eolis adalah proses pengendapan material-material yang diangkut angin. Bentukan
alam hasil pengendapan yang terbawa angina antara lain gundukan pasir atau sand
dune. Sand dune (bukit pasir) adalah gundukan-gundukan pasir yang terdapat di pantai
atau wilayah gurun sebagai hasil pengendapan material yang diangkut angina.
Ada
tiga factor utama yang dapat mempengaruhi macam-macam bentuk gundukan pasir,
yaitu kecepaan angin, persedian pasir, dan vegetasi. Contoh macam-macam bukit
pasir sebagai berikut.
a.
Bukit pasir parabola, terjadi bukit pasir malintang dan
beberapa vegetasinya hilang sehingga bukit pasir berbentuk parabola.
b.
Bukit pasir barchan, terjadi jika bukit pasir basah dan
berbentuk seperti sabit atau merupakan suatu empang atau danau kecil. Bentuknya
menyerupai sabit dan membelakangi angina.
c.
Bukit pasir bintang, adalah bukit pasir yang berbentuk
pada daerah yang anginnya bertiup dari berbagai arah.
d.
Bukit pasir memanjang, terjadi jika bukit pasir searah
dengan arah angin.
3.
Sedimentasi Marine
Material hasil abrasi diangkut dan
diendapkan di sepanjang pantai. Proses sedimentasi semacam ini dinamakan
sedimentasi marine. Beberapa bentukan alam hasil sedimentasi marine,
sebagai berikut.
a.
Beach (pesisir)
Bahan-bahan
hasil erosi mungkin diendapkan di sepanjang pantai, dan membentuk endapan
pantai berupa pesisir. Pesisir biasanya terbentuk di daerah yang terlindungi,
seperti di teluk. Salah satu proses pengendapannya adalah pemindahan material
pesisir yang disebabkan gerakan miring gelombang yang sampai ke pantai
b.
Bar
Bar adalah
gosong pasir dan kerikil yang terletak pada dasar laut. Bar terbentuk oleh
pengerjaan arus dan gelombang laut.
c.
Tombolo adalah tanggul pasir alami yang menghubungkan
daratan dengan pulau yang berada di dekat pantai. Tombolo merupakan bentukan
berupa gosong pasir yang berbentuk di laut yang tidak terlalu dalam. Selain
itu, laut tersebut mempunayi telik yang tidak terganggu arus laut.
CUACA DAN IKLIM
A.
Lapisan-Lapisan Atmosfer
Bumi kita
diselubungi lapisan udara yang terdiri atas bermacam-macam gas. Lapisan udara
yang menyelubungi bumi dinamakan atmosfer. Tebal atmosfer mencapai lebih kurang
100 km. sebanyak 97% lapisan udara terletak pada lapisan paling bawah sampai
ketinggian sekitar 29 km. semakin tinggi lapisan udara, tekanannya semakin
rendah. Susunan udara sebagian besar terdiri atas N2 (78,08%), dan O2 (21%).
Secara umum lapisan
udara yang menyelubingi bumi, terdiri atas empat lapisan, yaitu troposfer,
stratosfer, mesosfer, dan thermosfer.
1. Lapisan Troposfer
Lapisan tros\posfer merupakan lapisan
udara yang menyelubungi bumi paling bawah. Ciri-ciri lapisan tersebut sebagai
berikut:
- ketinggiannya antara 0-8 km di daerah kutub dan antara 0-16 km di khatulistiwa;
- di lapisan troposfer terjadi peristiwa-peristiwa cuaca seperti awan dan hujan;
- suhu semakin ke atas semakin turun sehingga mencapai temperature 60ĀŗC;
- lapisan tersebut didominasi oleh Nitrogen dan oksigen.
2. Lapisan Stratosfer
Lapisan stratosfer terletak di atas
lapisan troposfer. Ketinggiannya di daerah kutub mulai dari 8 km dan di ekuator
mulai dari ketinggian 16 km. cirri-ciri lapisan tersebut sebagai berikut:
- ketinggian rata-rata berkisar antara 15-50 km;
- bagian paling atas dari lapisan straposfer merupakan tempat kosentrasi ozon. Ozon merupakan lapisan udara yang berguna untuk melindungi lapisan troposfer dan permukaan bumi dari radiasi sinar ultraviolet matahari secara langsung.
3. Lapisan Mesosfer
Laipsan mesosfer adalah lapisan udara
yang terletak di atas lapisan stratosfer. Ciri-ciri lapisan mesosfer, sebagai
berikut:
- terletak pada ketinggian 50 km sampai dengan 80 km;
- temperature menurun secara tajam sampai 100ĀŗC;
- banyak meteor terbakar dan terurai;
- terdapat reflector (perambat) gelombang radio;
- di antara lapisan mesosfer dan trermosfer terdapat lapisan mesopause.
4. Lapisan Thermosfer
Lapisan thermosfer adalah lapisan udara
yang terletak di atas laisan mesosfer. Crri-ciri lapisan thermosfer sebagai
berikut:
- terletak pada ketinggian 80 km sampai dengan 500 km;
- suhu pada ketinggian 480 km, naik sampai 120ĀŗC;
- pada bagian paling bawah lapisan tersebut, terjadi peristiwa ionisasi (pembentukan ion), yaitu pada ketinggian 85-375 km. ioan yang terbentuk pada lapisan tersebut, meliputi ion positif (proton) dan ion negative (electron).
Pengertian Cuaca dan Iklim
1. Cuaca
Cuaca adalah keadaan udara yang terjadi
pada waktu dan daerah tertentu. Cuaca biasanya terjadi dalam waktu yang pendek.
Sifat-sifat cuaca sebagai berikut:
a.
mudah berubah;
b.
berlaku untuk
waktu terbatas;
c.
meliputi daerah
yang sempit;
d.
merupakan hasil
pencatatan baru.
Ilmu yang mmempelajari cuacu disebut meteorology.
2. Iklim
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada
daerah yang luas dan dihitung untuk beberapa puluh tahun.
Sifat-sifat iklim sebagai berikut:
a.
tetap;
b.
berlaku untuk
waktu lama, misalnya iklim Indonesia sejak dahulu beriklim sedang;
c.
meliputi daerah
yang luas;
d.
merupakan hasil rata-rata keadaan cuaca dan bukan
hasil pencatatan baru.
Ilmu yang
mempelajari iklim disebut klimatologi
Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim
Unsur-unsur iklim
sama dengan unsure-unsur cuaca, yaitu temperature udara, tekanan udara, durasi
(lama) penyinaran matahari, kelembapan udara, angina, dan hujan.
1. Suhu Udara
Suhu
udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Matahari merupakan sumber panas.
Pemanasan udara dapat terjadi melalui dua proses pemanasan, yaitu pemanasan
langsung dan pemanasan tidak langsung. Suhu udara, tinggi atau rendahnya dapat
diukur dengan menggunakan thermometer.
Pamanasan
udara sebagian besar diperoleh melalui pemanasan tidak langsung. Oleh karena
itu, udara yang paling bawah suhunya lebih tinggi daripada suhu diatasnya.
Panas yang diterima permukaan bumi, banyak atau sedikitnya dipengaruhi hal-hal
berikut:
- lama penyinaran matahari;
- sudut dating sinar matahari;
- relief permukaan bumi;
- banyak sedikitnya awan;
- perbedaan letak lintang.
2. Tekanan Udara
Kepadatan udara tidak sepadat tanah atau
air. Namun, udara pun mempunyai berat dan tekanan. Tekanan udara, besar atau
kecilnya dapat diukur dengan menggunakan barometer. Orang pertama yang mengukur
tekanan udara adalah Torri Celli (1643). Alat yang digunakannya adalah
barometer raksa.
Tekanan udara menunjukkan tenaga yang
bekerja untuk menggerakkan masa udara dalam setiap satuan luas tertentu.
Tekanan udara semakin rendah apabila semakin tinggi dari permukaan laut. Besar
tekanan udara dinyatakan dengan milibar (mb). Satu mb = ¾ mm raksa atau 1,013
mb = 76 cm raksa = 1 atmosfer. Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat
yang tekanan udaranya sama, disebut garis isobar.
Daerah yang banyak menerima pemanasan
matahari, udaranya akan mengembang dan naik. Oleh karena itu, daerah tersebut
bertekanan udara rendah. Ditempat lain terdapat tekanan udara tinggi sehingga
terjadilah gerakan udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan
rendah. Gerakan udara tersebut dinamakan angin.
Daerah-daerah di permukaan bumi yang bertekanan udara
lebih tinggi, dibandingkan dengan daerah-daerah yang lain disebut daerah
tekanan maksimum.
3. Kelembapan Udara
Kelembapan udara (humidity) adalah jumlah
uap air yang dikandung udara. Alat untuk mengukur kelembapan udara adalah
hygrometer.
Ada dua macam kelembapan udara, yaitu
kelembapan relative dan kelembapan mutlak.
a.
Kelembapan
Relatif atau Nisb (relative humidity) adalah bilangan yang menunjukkan
perbandingan antara jumlah uap air yang dikandung udara, dengan jumlah maksimum
uap air yang dapat dikandung udara pada temperature dan tekanan yang sama.
Kelembapan relative dinyatakan dengan persen (%).
Contoh, pada suhu 25ĀŗC udara yang
bervolume 1 m3 maksimal dapat memuat 20 gram uap air. Namun,
kenyataannya hanya mengandung 15 gram uap air.
Kelembapan relative udara tersebut
adalah
b.
Kelembapan
Absolut atau Mutlak (absolute humidity) adalah jumlah uap air yang terdapat
dalam 1 m3 udara (gram/m3). Kelembapan mutlak dinyatakan
dalam gram. Setiap temperature udara, dapat ditentukan jumlah uap air maksimum
yang dapat dikandungnya dalam setiap 1 m3.
4. Perawanan (Cloudness)
Jika temperature udara turun sampai ke
titik embun, akan terbrntuk titik-titk air. Setelah itu, terkumpul dan
terbentuklah awan. Selain terdiri atas titik-titik air, awan juga ada yang
terdiri atas kristal-kristal salju.
Menurut penelitian, titik-titik air pada
awan bukanlah air murni. Akan tetapi, merupakan titik-titik air yang mengumpul
pada sekeliling partikel-partikel kecil, yang disebut inti kondensasi. Inti-inti tersebut
biasanya terdiri atas kristal-kristalo gram yang berukuran antara 0,1 mikro
sampai 1 mikro. Kristal garam ini berasal dari percikan air laut terutama dari
deburan ombak di pantai (surf). Inti kondensasi terdapat di atmosfer.
Awan, berdasarkan
ketinggiannya dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam.
- Awan renda (pada ketinggian sekitar 2.000 m di atas permukaan laut).
Awan ini terbagi
menjadi beberapa macam sebagai berikut.
1. Awan Stratocumulus adalah awan yang bergumpal-gumpal
2. Awan Cumulonimbus adalah awan tebal dan berwarna
kelabu kehitam-hitaman.
3. Awan Stratus adalah awan yang bentuknya
berlapis-lapis seperti kabut yang tipis
- Awan menengah (pada ketinggian antara 2.000 m sampai 6.000 m). awan tersebut terbagi lagi menjadi beberapa macam sebagai berikut.
1. Awan Altocumulus adalah awan yang berwarna putih dan
tampak seperti gumpalan kapas.
2. Awan Altostratus adalah awan yang berlapis-lapis
seperti pita dan berwarna kelabu.
- Awan tinggi (pada ketinggian lebih dari 6.000 m).
Awan tersebut
terbagi lagi menjadi beberapa macam sebagai berikut.
1.
Awan Cirrus adalah awan yang berwarna putih tipis dan
mengkilat karena banyak mengandung kristal es.
2.
Awan Cirrocumulus adalah awan yang berbetuk
gumpalan-gumpalan kecil dan tampak seperti sisik ikan.
3. Awan Cirrostratus adalah awan yang berwarna putih
tipis dan tampak seperti bulu-bulu ayam yang sangat halus.
Jika awan-awan yang sudah terbentuk ditiup angina
sampai pada ketinggian tertentu maka uap air yang ada di dalamnya akan berubah
menajdi titik-titik air. Setelah itu, akan dilepaskan sebagai hujan.
5. Hujan
Hujan adalah pristiwa jatuhnya
titik-titik uap air dari atmosfer ke permukaan bumi.
Macam-macan hujan;
Hujan berdasarkan penyebabnya dibedakan
atas hujan zenithal, hujan orografis, hujan siklonal, hujan muson, dan hujan
frontal.
- Hujan Zenithal
Hujan zenithal atas hujan naik khatulistiwa. Hujan
zenithal terjadi di daerah khatulistiwa sebab daerah ini paling intensif
menyerap radiasi matahari. Oleh karena itu, udara menjadi renggang kemudian
naik dan mendingin. Akibat pendinginan udara tersebut, terjadilah kondensasi
sehingga terbentuk awan dan terjadilah hujan di daerah khatulistiwa. Kondensasi
adalah perubahan uap air menjadi titik-titik air.
Hujan zenithal dalam setahun terjadi dua kali. Hal ini disebabkan
matahari berada di titik zenith dua kali dalam setahun. Sifat hujan zenithal sangat lebat, banyak guntur, dan
disertai angina rebut. Dipulau Jawa, hujan zenithal terjadi pada bulan
Oktober dan Ferbuari. Hujan zenithal
sering pula dinamakan hujan konveksi.
- Hujan Orografis
Hujan orografis terjadi karena angina yang membawa uap
air naik ke gunung/ pegunungan. Setelah naik, udara semakin dingin sehingga terjadilah
kondensasi dan terbentuk awan. Pada lereng pegunungan tempat angina dating
turun hujan. Hujan tersebut dinamakan orografis.
Lereng sebelahnya yang mengalami tiupan angina kering
disebut daerah bayangan hujan atau daerah teduh hujan. Daerah bayangan hujan
adalah daerah yang sedikit atau sama sekali tidak ada hujan. Hujan orografis,
dinamakan juga hujan Relief.
- Hujan Siklonal
Hujan siklonal terjadi karena angina siklon membawa
udara naik dan menjadi dingin. Oleh karena itu terjadilah kondensasi, terbentu
awan, kemudian terjadi hujan.
- Hujan Muson
Hujan muson adalah hujam yang terjadi karena angina
muson barat membawa banyak uap air. Di Indonesia hujan muson terjadi antar
Oktober sampai April.
- Hujan Frontal
Hujan frontal terjadi akibat pertemuan antara massa
udara panas yang banyak mengandung uap air dengan massa udara dinggin. Oleh
karena itu terbentuk awan. Apabila massa udara telah jenuh dengan uap air,
terjadilah hujan. Hujan ini dinamakan
hujan frontal.
- Hujan Buatan
Istilah hujan buatan sebenarnya kurang tepat sebab
sampai sekarang belum ada yang bisa membuat hujan. Lebih tepatnya adalah
membuat perangsang hujan, yaitu mengumpulkan titik-titik air dengan jalan
memberikan inti kondensasi, berupa butir0butir garam, urea, serta zat-zat kimia
yang lain
6. Angin
a. Pengertian Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari aerah yang
bertekanan udara tinggi (maksimum) ke daerah yang bertekanan udara rebdah
(minimum). Perbedaan tekanan udara disebabkan adanya perbedaan suhu udara.
Apabila suhu udara tinggi berarti tekanannya rendah dan sebaliknya apabila suhu
udara rendah, berbarti tekanan udaranya tinggi.
Beberapa istilah yang berkaitan dengan gerakan angina,
sebagai berikut;
1.
konverksi adalah perpindahan udara secara vertical;
2. adveksi adalah gerakan udara dengan arah horizontal;
3.
turbulensi adalah gerakan udara dengan arah tidak
menentu.
b. Jenis-jenis Angin
1. Angin Siklon
Angin siklon akan terjadi apabila daerah
yang bertekanan rendah, dikelilingi daerah yang bertekanan tinggi. Dengan
demikian, udara yang berada di daerah yang bertekanan tinggi akan mengalir ke
daerah yang bertekanan rendah.
Sesuai dengan hukum Boys Ballot, angina
di belahan bumi utara berbelok ke sebelah kanan dan angin yang berada di
sebelah selatan akan berbelok ke kiri. Hal ini mennyebabkan angin siklon di
belahan bumi utara bergerak berlawanan dengan arah jarum jam dan di belahan
bumi selatan bergerak sesuai dengan arah jarum jam.
2. Angin Antisiklon
Angin antisiklon adalah angin yang
bergeraknya berputar meninggalkan pusat. Angin antisiklon merupakan kebalikan
dari angina siklon. Angina antisiklon dapat terjadi apabila daerah yang
bertekanan maksimum, dikelilingi daerah yang bertekanan minimum.
Angin bergerak dari daerah maksimum ke
daerah minimum sehingga angina antisiklon gerakkannya meninggalkan pusat.
Menurut hokum Boys Ballot angin antisiklon merupakan kebalikan dari angin
siklon. Gerakan udara di belahan bumi utara searah dengan jarum jam dan di
sebelah bumi selatan berlawanan dengan arah jarum jam.
3. Angin Passat
Angin passat adalah angina yang bertiup
dari daerah subtropika ke daerah tropika. Angina ini terjadi karena daerah
tropika merupakan pusat tekanan udara rendah, sedangkan subtropika merupakan
pusat tekanan udara tinggi. Angina passat yang bertiup dari arah utara
dinamakan Angin Passat Timur Laut dan yang berasal dari arah utara dinamakan
Angin Passat Tenggara. Ketika sampai di khatulistiwa, angina tersebut mengalami
pembelokan arah karena ada gerak rotasi bumi.
4. Angin Musim
Angin Musim adalah gerakan massa udara
yang terjadi karena perbedaan tekanan udara yang mencolok antara di
benua/daratan dengan di lautan. Proses terjadinya Angin Musim di Indonesia, sangat
dipengaruhi oleh keberadaab dua buah benua (Asia dan Australia) serta dua buah
samudra (Hindia dan Pasifik).
Setiap
Juni dan Juli, ketika matahari sedang berada di garis balik utara (23,5 LU),
Benua Asia mendapatkan penyinaran maksimum. Oleh karena itu, suhu udara di
daratan Asia lebih tinggi dibandingkan dengan di Samudra Hindia dan Pasifik. Akibat
dari kondiri tersebut, daratan Asia merupakan pusat tekanan Pasifik. Akibat
dari kondisi tersebut, daratan Asia merupakan pusat tekanan udara rendah dan
Samudra Pasifik serta Hindia menjadi pusat tekanan udara tinggi.
Kondisi
sebaliknya terjadi di Benua Australia. Setiap Juni dan Juli mengalami musim
dingin sehingga menjdai daerah pusat tekanan udara maksimum. Akibat dari
kondisi tersebut bergeraklah Angin Muson dari Benua Australia ke Indonesia dan
beberapa Negara di Asia lainnya. Ketika Januari, posisi matahari berada di
garis balik selatan (23,5 LS). Kondisi tersebut, menyebabkan Australia menjadi
pusat tekanan udara rendah. Akibat kondisi tersebut, bergeraklah angina muson
dari Benua Asia melalui Samudra Hindia ke Benua Australia dan dari Samudra
Pasifik Barat Daya melalui Indonesia ke Australia.
5. Angin Lokal
a. Angin Darat dan Angin Laut
Angin darat dan angina laut disebabkan
oleh perbedaan suhu dan tekanan antara di daratan dan lautan. Daratan lebih cepat
menerima panas daripada lautan. Namun, daratan juga lebih cepat mengeluarkan
panas. Hal tersebut menyebabkan pada siang hari daratan lebih cepat panas
daripada lautan. Oleh kerana itu, pada siang hari daratan suhu udaranya lebih
tinggi daripada di lautan. Namun, tekanan udara di lautan lebih tinggi daripada
daratan. Dengan demikian, pada siang hari terjadi angin laut. Angin laut adalah angin yang bergerak dari laut ke
daratan.
Adapun
pada malam hari daratan lebih cepat mengeluarkan panas daripada lautan. Oleh
karena itu, suhu udara di daratan lebih rendah daripada di lautan dan tekanan
udara di daratan lebih tinggi daripada di lautan. Dengan demikian udara
bergerak dari daratan ke lautan, dan terjadilah angina darat. Angin darat
adalah angin yang bergerak dari daratan ke lautan.
Angin
darat biasanya dimanfaatkan nelayan untuk berangkat mencari ikan pada malam
hari dan pulang pada siang hari ketika terjadi angina laut.
b. Angin Gunung dan Angin Lembah
Pada siang hari, lereng gunung yang
menghadap ke matahari menerima radiasi matahari lebih banyak daripada di tempat
lain. Hal ini disebabkan sudut dating sinar matahari di lereng yang menghadap
ke amtahari lebih tegak daripada di tempat lain. Oleh karena itu, suhu udara di
lereng yang menghadap ke matahari suhunya lebh tinggi daripada di lembah.
Namun, tekanan udara di lereng yang suhunya lebih tinggi dari pada di lembah.
Namun, tekanan udara di lereng yang menghadap ke matahari lebih rendah daripada
di lembah. Oleh karena itu, udara bergerak dari lembah ke lereng/gunung dan
terjadilah angin lembah. Angin lembah adalah angina yang bergerak dari lembah
ke puncak bukit/gunung.
Pada
malah hari, suhu di lereng/gunung lebih rendah daripada di lembah. Namun,
tekanan udara di lereng lebih tinggi daripada di lembah. Oleh Karena itu, pada
malam hari angin bergerak dari puncak lereng/gunung menuju lembah dan disebut
angin gunung.
c. Angin Fohn (angina terjun)
Angin Fohn di daerah yang terletak di
belakang gunung atau pegunungan. Hal ini disebabkan udara yang membawa uap air
menaiki gunung.pegunungan, kemudian terjadi kondensasi dan turun hujan di
lereng yang menghadap kearah angin. Selanjutnya, angin bergerak menuruni lereng
gunung. Angina tersebut disebut angin fohn.
Angin fohn mempunyai sifat panas, kering,
kencang, dan rebut sehingga sering menimbulkan kerusakan dan kerugian pada
daerah yang dilaluinya. Misalnya, merobohkan rumah, menumbangkan pohon,
mengeringkan tanaman, dan membuiat lahan menjadi gersang.
Kaitan Letak Suatu Wilayah
dengan Unsur-unsur Cuaca dan Iklim
Klasifikasi Iklim Menurut Junghuhn
Junghuhn
membuat klasifikasi iklim berdasarkan ketinggian tempat dan jenis tumbuhan yang
cocok tumbuh di suatu daerah. Junghuhn melakukan penelitiannya di Pulau Jawa.
Pembagian iklim menurut Junhuhn sebagai berikut.
a.
Daerah panas
Daerah ini terletak pada ketinggian antara 0-600 m
dpl, dan bersuhu antara 26,3ĀŗC – 22ĀŗC. tanaman yang cocok tumbuh di daerah ini,
yaitu padi, tembakau, cokelat, karet, dan kelapa.
b.
Daerah sedang
Daerah ini terletak pada ketinggian anrata 600 – 1500
m dpl, dan bersuhu antara 22ĀŗC – 17,1ĀŗC. tanaman yang cocok tumbuh di daerah
ini, yaitu kopi, kina dan karet.
c.
Daerah sejuk
Daerah ini terletak pada ketinggian 1500 – 2500 m dpl,
dan bersuhu antara 17,1ĀŗC – 11,1ĀŗC. tanaman yang cocok di daerah ini, yaitu
kopi, kina, dan satur-sayuran.
d.
Daerah dingin
Daerah ini terletak pada ketinggian 2500 m dpl, dan
bersuhu antara 11,1ĀŗC – 6,2ĀŗC. tumbuhan yang dapat tumbuh di daerah ini, tidak
ada tumbuhan budaya.
PERAIRAN DARAT DAN LAUT
PERAIRAN DARAT
Perairan Darat : Air Tanah, Sungai, Danau, Rawa,
A.
Air Tanah
Air tanah terdiri atas:
Air tanah dangkal dan air tanah dalam
B.
Air Sungai
Sungai adalah aliran air tawar yang
mengalir melalui terusan alami dan kedua pinggirnya dibatasi tanggul-tanggul alami
yang akhirnya mengalir ke laut atau sungai induknya.
BAGIAN SUNGAI
No.
|
Hulu
|
Tengah
|
Hilir(Muara)
|
1
|
Daerahnya bergunung-gunung
|
Terjadi erosi vertical dan horizontal
|
Dekat dengan laut
|
2
|
Dekat dengan mata air
|
Dasar sungainya cenderung
berbentuk huruf U
|
Merupakan daerah yang
sangat datar
|
3
|
Banyak ditemui bongkahan
batuan runcing di badan sungai
|
Terjadi sedimentasi
|
Aliran air sungai sangat
lambat
|
4
|
Arusnya deras
|
Ditemukan batu-batu guling
|
Ditemukan Meander
|
5
|
Terjadi erosi vertical
(dasar)
|
Kemiringan lerengnya landai
|
Ditemukan kali mati
|
6
|
Dasar sungai berbentuk
huruf V
|
Merupakan wilayah Flood
Plain (dataran banjir)
|
|
7
|
Banyak ditemukan air terjun
|
Bentuk lembah sungai sangat
lebar
|
|
8
|
Ditemukan delta
|
KLASIFIKASI SUNGAI
a. Menurut Sumber Airnya
No.
|
Jenis
Sungai
|
Artinya
|
1
|
Sungai
Hujan
|
Sungai
yang sumber airnya berasal dari air hujan atau mata air.
Jenis
sungai tersebut banyak dijumpai di wilayah Indonesia
|
2
|
Sungai
Campuran
|
Sungai
yang sumber airnya berasal dari air hujan dan gletsyer.
Jenis sungai ini ditemui di
Iria Jaya (Papua).
Misalnya:
Sungai Digul dan Sungai Mamberamo.
|
3
|
Sungai
Gletsyer
|
Sungai
yang sumber airnya berasal dari es yang mencair.
Jenis
ini ditemukan di daerah pegunungan tinggi.
|
b. Menurut Volume Airnya
No.
|
Jenis
Sungai
|
Artinya
|
1
|
Sungai
Permanen (Episodik atau Perinnial)
|
Sungai
yang volume airnya tetap stabil sepanjang tahun.
|
2
|
Sungai
Periodik (Euphemeral)
|
Sungai
yang volume airnya melimpah pada waktu musim hujan dan berkurang bahkan
kering pada waktu musim kemarau.
|
c. Menurut Arah Aliran Terhadap Kemiringan Lereng
1. Sungai Konsekuen = Sungai yang arah alirannya sesuai
dengan kemiringan lereng.
2. Sungai Subsekuen = Sungai yang mengalirnya tegak
lurus pada sungai konsekuen.
3. Sungai Obsekuen = Arah sungai subsekuen yang arah
alirannya berlawanan dengan sungai konsekuen.
4. Sungai Resekuen = Anak sungai subsekuen yang arah
alirannya sejajar dengan sungai konsekuen.
5. Sungai Insekuen = Sungai yang arah alirannya
tidak teratur dan tidak terikat oleh lereng daratan
d. Menurut Kecepatan Erosi
1. Antisedensi = Sungai yang dasar sungainya terjadi pengangkatan oleh
tenaga endogen tetapi diimbangi oleh adanya pengikisan di dasar sungai,
sehingga sungai tidak berubah arahnya.
2.
Epigenesa = Sungai yang dasar
sungainya terjadi pengikisan sampai mencapai batuan induknya.
e. POLA ALIRAN SUNGAI
No.
|
Jenis Pola Aliran
|
Keterangan
|
1
|
Dendritik
|
Suatu pola aliran sungai
yang anak sungainya membentuk sudut yang tidak teratur.
Terdapat
di daerah dataran rendah.
|
2
|
Pinnate
|
Suatu
pola aliran sungai yang anak sungainya membentuk sudut lancip.
Terdapat
di daerah yang memiliki keliringan lereng curam.
|
3
|
Trellis
|
Suatu
pola aliran sungai yang relative sejajar dengan anak-anak sungai yang
bermuara pada sungai utama dan membentuk sudut 90Āŗ.
Terdapat
di daerah lipatan.
|
4
|
Radial
Sentripetal
|
Suatu
pola aliran sungai yang memusat ke suatu daerah.
Terdapat
di daerah sekungan atau ledok.
|
5
|
Anular
|
Suatu
pola aliran sungai yang anak sungainya melingkar.
Terdapat
di daerah kubah (Dome)
|
6
|
Radial
Sentrifugal
|
Suatu pola aliran sungai
yang menyabar dari suatu puncak kea rah lereng.
|
C. Air Danau
Danau adalah suatu
cekungan yang digenangi air tawar dalam jumlah sukup banyak dan luas.
Biasanya air danau
merupakan air tawar kalau danau tersebut airnya asin, maka dinamakan laut,
seperti Danau Kaspia dan Danau Mati (di Israel).
KLASIFIKASI DANAU
Menurut Proses Terjadinya
No.
|
Jenis
Danau
|
Keterangan
|
1
|
Tektonik
|
Terjadi
akibat adanya tenaga tektonik, misalnya patahan.
Contoh: Danau Poso, Danau
Tempe, Danau Towuti, Danau Ranau, dan Danau Singkarak.
|
2
|
Vulkanik
|
Terjadi
akibat erupsi gunung berapi.
Contoh:
Danau Kalimutu, Danau Kawah Ijen, Danau Kerinci, dan Danau Batur.
|
3
|
Vulkano-Tektonik
|
Terjadi
karena adanya proses vulkanik dan tektonik.
Contoh:
Danau Toba.
|
4
|
Karst
|
Danau
yang terdapat di daerah berbatu.
Contoh:
Danau Doline
|
5
|
glasial
|
Danau
akibat erosi es
|
6
|
Bendungan
alami
|
Aliran
sungai yang terbendung oleh material vulkanik
|
7
|
Danau
buatan
|
Aliran
sungai yang dibendung manusia
|
D.
Air Rawa
Rawa adalah tanah basah yang selalu tergenang oleh
air. Rawa biasanya daerah di sekitar muara sungai yang cukup besar.
Rawa banyak dijumpai di Irian Jaya, Sulawesi,
Kalimantan dan Sumatera.
Rawa terdiri atas:
1.
Rawa yang airnya
tergenang
2.
Rawa yang airnya
tidak selalu tergenang.
LAUT
Bentangan
Perairan Laut
Lebih kurang 70,8% permukaan bumi tertutup oleh air
laut.
Perbandingan laut yang terdapat di belahan bumi utara
dan belahan bumi selatan.
1.
Belahan Bumi
Utara
Luas
daratan = 39 %
Luas
lautan = 61 %
2.
Belahan Bumi
Selatan
Luas
daratan = 19 %
Luas
lautan = 18%
A.
Klasifikasi Laut
A. Menurut Letaknya
No.
|
Jenis
Laut
|
Keterangan
|
1
|
Laut
Tepi
|
Laut
yang letaknya di sepanjang tepi benua.
Contoh:
Laut Cina Selatan
|
2
|
Laut
Pertengahan
|
Laut yang terletak di antara
dua benua atau daratan.
Contoh:
Laut yang terdapat di Indonesia
|
3
|
Laut
Pedalaman
|
Laut yang terletak di
tengah-engah benua atau dikelilingi daratan.
Contoh:
Laut Kaspia dan Laut Mati.
|
B.
Menurut Terjadinya
No.
|
Jenis
Laut
|
Keterangan
|
1
|
Laut
Ingresi
|
Laut
dalam yang terjadi karena adanya penurunan dasar samudera (adanya patahan).
Contoh:
Laut Banda, Laut Sulawesi, Laut Flores, dan Laut Seram.
|
2
|
Laut
Trangresi
|
Laut
dangkal yang terjadi karena adanya genangan air pada daratan yang lebih
rendah, pada zaman berakhirnya zaman Diluvium.
|
3
|
Laut
Regresi
|
Laut
yang terjadi karena adanya proses penyempitan permukaan air laut, karena
terjadinya penurunan air laut.
Misalnya
: Laut Jawa.
|
C.
Berdasarkan Kedalamannya
No.
|
Wilayah
|
Keterangan
|
1
|
Zona
Lithoral (Pesisir)
|
Zona
antara garis air surut dengan air pasanga
|
2
|
Zona
Neritis
|
Wilayah
laut yang kedalamannya 0 – 200 m.
|
3
|
Zona
Bathiyal
|
Wilayah
laut yang kedalamannya 200 – 1000 m.
|
4
|
Zona
Abyssal
|
Wilayah
laut yag kedalamanya lebih dari 1000 m.
|
D.
RELIEF DASAR LAUT
Relief
dasar laut terdiri atas:
1. Continental Shelf (landasan kontinen) juga disebut
paparan benua.
Continental Shelf mempunyai kedalaman kurang dari 180
meter.
Contoh: Paparan Sunda, Paparan Australia, Landasan
Kontinen Eropa.
2. Continental Slope (Lereng Benua)
Kedalamam
continental slope antara 200 – 1800 meter.
3. Ocean Floor (Dasar Samudera)
Kedalamannya lebih dari 1800 meter.
4. The Deep (trough)
Conyot : Trough adalah Palung Mindanao (10.830 m)
5. Lubuk laut (Basin)
Lubuk laut terjadi adanya pemerosotan bagian dasar
laut.
Cirri khasnya yaitu penampang sampingnya menyerupai
huruf u.
Contoh Lubuk Laut (Basin) : Basin Banda, Basin Sulu
dan Basin Sulawesi.
6. Palung Laut (Trench)
Palung laut adalah ngarai dasar samudera yang berbentuk
lembah dalam dan memanjang. Penampang sampingnya menyerupai huruf v.
7. Ambang laut
Palung laut adalah relief dasar laut yang berupa bukit
dalam laut yang memisahkan dua buah laut.
Contoh : Ambang Laut Sulu, Ambang Laut Sulawesi
8. Punggung Laut
Pungngung laut adalah rangkaian perbukitan di atas
permukaan laut.
Contoh : Punggung Laut Sibolga.
Secara
umum relief laut di wilayah Indonesia meliputi
1. Wilayah bagian barat : merupakan Dangkalan Sunda
(Paparan Sunda).
Pada masa Diluvium,
merupakan daratan luas yang menyatu dengan Benua Asia.
2. Bagian Tenggah juga disebut daerah Peralihan. Wilayah
ini terdiri dari laut dalam. Wilayah perairannya meliputi laut-laut yang
terdapat di Sulawesi, Nusatenggara dan Maluku.
3. Bagian timur
Di wilayah timur merupakan Paparan Sahul. Pada masa dilivium
wilayah ini pernah bersatu dengan daratan Australia. Bukit adanya penyatuan antara wilayah bagian timur
Indonesia dengan daratan Australia:
- Adanya persamaan jenis binatang antara binatang yang terdapat di Irian Jaya dengan Australia.
- Adanya alur sungai di dasar laut.
E.
SIFAT FISIK DAN KIMIA LAUT
1. Salinitas (Kadar Garam)
Salinitas adalah
banyak-sedikitnya kadar garam yang terdapat dalam setiap 1 liter air laut.
Rata-rata kaar garam air laut yaitu 43,5 %, artinya tiap 1 liter air laut
mengandung garam = 34,5 gram.
Perbandingan kandungan kadar
yang terkandung setiap 100 gram air laut
NaCl = 23 gram
MgCl2 = 5 gram
NaSO4 = 4 gram
CaCl2 = 1 gram
KCl = 0,7 gram
Garam-garam lain = 0,8 gram +
34,5 gram
2. Factor-faktor yang
mempengaruhi salinitas:
a. Penguapan
b. Curah hujan
c. Penambahan ait tawar karena pencairan es
d. Banyak sedikitnya sungai yang mengalir ke laut
tersebut.
F.
WARNA AIR LAUT
Warna
air laut dipengaruhi oleh :
- Zat yang terlarut dalam air laut dan organisme
Contoh :
-
Laut Merah: warna
merah dipengaruhi olegh banyak ganggang laut Algen yang sifatnyamemantulkan
warna merah.
-
Laut Kuning,
dipengaruhi oleh Lumpur loss yang berwarn akuning.
- Adanya pemantulan sinar matahari oleh air laut.
G.
SUHU LAUT
Rata-rata suhu air di daerah tropis yaitu – 28ĀŗC,
didaerah kutub = - 13ĀŗC, sedangkan kepadatan air laut antara 1,026 – 1,028.
Kepadatan
air laut dipengaruhi oleh
- Bertambahnya kadar garam
- Air menjadi semakin dingin.
- amplitude suhu laut kecil.
Tekanan
Makin kedalam tekanan air laut makin
tinggi. Untuk mengukur besarnya tekanan air laut harus mengetahui berat jenis
air laut tuap 1 m3 = 115 g. tiap 1 m3 berat jenisnya
10.000 kg. jadi laut yang kedalamannya 1000 meter, maka tekanan air lautnya =
1000 x 115 kg x10000 kg = 125.000 kg
H.
GERAK AIR LAUT
1.
Gelombang laut
Gelombang laut adalah suatu proses gerakan
naik-turunnya molekul-molekul air laut.
Menururt HELMHOLZ berpendapat : “Gelombang terjadinya
jika ada dua massa benda yang berbeda densitasnya, bergesekan satu-sama lain,
maka pada bidang geraknya akan berbentuk gelombang.
-
Istilah-istilah yang berhubungan dengan gelombang laut :
a.
Puncak gelombang = titik
tertinggi sebuah gelombang laut.
b.
Lembah elombang = titik
terendah sebuah gelombang
c.
Tinggi gelombang = jarak
vertical antara puncak dengan lembah gelombang.
d. Panjang gelombang = jarak horizontal antara dua buah
puncak gelombang.
e.
Periode gelombang = waktu
yang dibutuhkan oleh dua buah puncak gelombang atau antara dua buah lembah.
f.
Kecepatan rambat gelombang= kecepatan bergerak auatu gelombang dalam satuan
waktu tertentu.
- Hitungan yang berkaitan dengan
gelombang laut
1. Cepat rambat gelombang
L =
panjang gelombang
T =
periode gelombang
2. Cepat rambat gelombang perairan datangkal
C = 1,56 T
-Klasifikasi
gelombang laut
Menurut gerakan butir-butir air pada masa air laut: Gelombang osilasi, Gelombang
translasi, Swash, Bach swash
2.
Arus Laut
Arus laut adalah gerakan massa air laut dari suatu
tempat ke tempat yang lain secara horizontal.
Factor-faktor
yang menyebabkan arus
a. Gerakan angina yang tetap arahnya sepanjang tahun.
b. Perbedaan tinggi permukaan air di laut.
c.
Adanya rintangan pulau atau benua.
d. Perbedaan suhu.
e. Perbedaan salinitas air laut.
f. Adanya arus panas dan arus dingin.
g. Adanya naiknya massa air dingin dari lapisan laut
dalam ke permukaan.
h. Adanya aliran massa air dari permukaan ke lapisan yang
lebih dalam.
3.
Pasang Naik dan Surut
Pasang
laut dipengaruhi oleh gaya tarik bulan dan matahari. Meskipun bulan kecil
massanya tetapi karena jaraknya lebih dekat maka gaya gravitasinya besar.
a.
pasang purnama adalah pasang dan surut air laut maksimal, terjadi pada saat
bulan baru / matai atau saat bulan purnama (keduanya sama)
b.
pasang perbani adalah pasang air laut yang minimum terjadi ketika antara
matahari, bumi, bulan membentuk sudut 90 derajat. Pasang terjadi tiap 12 jam 25
menit.
I.
MANFAAT LAUT
v Usaha perikanan laut
v Usaha budi daya rumput laut
v Usaha pemanfaatan hutan bakau
v Tambak garam
v Pariwisata bahari
v Pertambangan minyak dan gas bumi
v Prasarana lalu lintas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar