Geografi/totok endrawan
SKALA PETA DAN PROYEKSI PETA
Skala peta adalah angka
yang menunjukan perbandingan jarak di peta (gambar) dengan jarak yang
sebenarnya di permukaan bumi. Misalnya, dalam peta tercantum skala 1:7.000.000
berarti tiap-tiap jarak 1 cm di peta, sama dengan jarak 7.000.000 cm di
lapangan. Pada setiap peta harus dicantumkan skalanya agar setiap orang dapat
mengetahui pengecilannya sampai berapa kali.
1. Dalam kartografi (ilmu yang
mempelajari tentang perpetaan) skala dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
sebagai berkut :
a. Skala pecahan (numeric
scale), yaitu skala yang menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dan
jarak yang sebenarnya di lapangan, yang dinyatakan dengan angka pecahan.
Contoh : Penulisan
1:100.000 untuk perbandingan 1 satuan di peta mewakili 100.000 satuan pada keadaan
sebenarnya. Contoh Negara yang menggunakan system ini adalah Indonesia.
b. Skala Inci (verbal
scale), yaitu skala yang menunjukkan jarak inci di peta sesuai dengan sejumlah
mil di lapangan.
Contoh : 1 inci = 4 mil.
Artinya 1 inci dalam peta = 4 mil dilapangan. Contoh Negara yang menggunakan
system ini adalah Amerika.
c. Skala grafik (graphic scale), yaitu skala yang ditunjukan dengan garis
lurus, yang dibagi-bagi dalam bagian yang sama. Setiap bagian menunjukkan acuan
panjang yang sama pula.
Contoh
:
1
cm = 1,8 km
5
cm = 9 km
2. Cara menentukan skala
Bagamana kalau dalam sebuah peta tidak ada skalanya?
Peta tersebut dapat ditentukan dengan berbagai cara, misalnya sebagi berikut.
a. Membandingkannya titik-titik
di peta dengan titik-titik di lapangan.
Contoh : jarak A-B di peta = 10 cm, lalu jarak A-B
di lapangan diukur, ternyata jaraknya 10 kilometer. Jadi, skala10 cm :
1.000.000 cm atau 1 : 100.000
b. Membandingkannya dengan
peta lain atau potret udara yang sudah ada skalanya untuk kenampakan yang sama.
Misalnya : jarak A-B = 10 cm, tetapi skalanya
tidak ada. Lalu, kita bandingkan dengan jarak A-B pada peta lain berskala 1:
50.000. ternyata jarak A-B = 20 cm.
10 x X
= 20 x 50.000
10 x X
= 1.000.000
X =
Jadi, skala peta adalah 1 : 100.000
c. Memperhitungkan selisih derajat lintang atau
bujur.
Kita telah mengetahui bahwa 10 = 111 km
Hal ini berarti 600 = 111 km
A
B
Misalkan jarak A-B pada peta = 10 cm, maka jarak sebenarnya adalah 400
22’ - 400 20’. Padahal 10 = 60’ = 111 km2’ = 2/60 x
111 km = 3,7 km, berarti 10 cm di peta sama dengan 370.000 cm di lapangan
sehingga skalanya 1 : 370.000/10 = 1 : 37.000.
5. Proyeksi Peta
Bentuk permukaan bumi yang seperti
permukaan bola jika digambarkan pada kertas/ bidang datar pasti akan mengalami
kesalahan-kesalahan. Untuk menghindari atau memperkecil kesalahan, maka
dipilihlah cara penggambaran dengan proyeksi. Yang disebut proyeksi peta adalah
cara pemindahan lintang/bujur pada lengkungan permukaan bumi ke bidang
datar. Agar peta dapat berfungsi dengan
baik, tiga persyaratan pokok berikut harus dipenuhi dalam memilih jenis
proyeksi :
a. Conform : berarti berbentuk bidang daerah, pulau, benua yang digambar
pada peta harus sesuai dengan bentuk aslinya di alam.
b. Equivalent : Berarti daerah-daerah atau bidang-bidang
yang digambarkan
harus sama luas dengan apa yang terdapat di lapangan.
c. Ekuidistant : berarti jarak-jarak yang digambarkan peta
tepat perbandingannya
dengan keadaan jarak-jarak sesungguhnya.
Berdasarkan
proyeksinya, peta digolongkan atas 4 golongan, yaitu proyeksi zenithal
(azimuthal), proyeksi silinder (cylindris), proyeksi kerucut (conic), dan
proyeksi unik (unique).
a. Proyeksi zenithal adalah
bidang proyeksi berupa bidang datar yang menyingung bola pada kutub, ekuator
atau di sembarang tempat yang terletak antara ekuator dan kutub. Proyeksi ini
paling baik untuk menggambarkan daerah disekitar ekuator.
b. Proyeksi silinder adalah semua
pararel merupakan garis horizontal dan semua meridian berupa garis lurus
vertical. Proyeksi ini paling tepat menggambarkan daerah ekuator sebab kearah
kutub terjadi pemanjangan garis (pemekaran)
Keuntungan
proyeksi silinder : yaitu tempat-tempat yang pararelnya sama terletak pada satu
garis lurus.
Pararel dan
meridian sering dapat di hapuskan dan hanya diberi angka pada bagian tepi
bingkai gambar hasil proyeksi.
c. Proyeksi kerucut diperoleh
dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung atau memotong globe
kemudian dibuka, sehingga bentangannya ditentukan oleh sudut puncaknya.
Proyeksi ini paling tepat untuk menggambarkan daerah-daerah di lintang 450.
d. Proyeksi unik adalah suatu
cara memproyeksikan bumi yang lengkung menuju bidang datar dari hasil
pengembangan para ahli.
Beberapa contoh proyeksi Unik adalah
a. Proyeksi homolografik
Mollweide. Dikembangkan oleh Karl.B. Mollweide pada tahun 1805.
b. Proyeksi Homolosin Goode.
Dikembangkan oleh Dr. Paul Goode pada
tahun 1923.
c.
Proyeksi Eckart IV.
Dikembangkan oleh Prof. Max Eckart.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar